Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSPI Sebut Karyawan PT GNI Digaji Rendah

Kompas.com - 16/01/2023, 13:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyebut upah pekerja PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara sangat rendah.

Padahal kata dia, PT GNI adalah perusahaan dengan dana investasi dari China dan masuk dalam status proyek strategis nasional (PSN) pemerintah. Bahkan Said menyebut perusahaan Nikel itu dilirik oleh produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc.

"Ini perusahaan raksasa, Elon Musk pemilik Tesla, perusahaan mobil listrik terbesar di dunia mengincar mau masuk ke Indonesia karena ada nikelnya Morowali induk di PT GNI. Tapi upahnya hanya Rp 3,5 juta atau Rp 3,6 jutaan. Murah sekali tapi keuntungan setahun triliunan," ungkap dia dalam konferensi pers yang ditayangkan secara virtual, Senin (16/1/2023).

Baca juga: KSPI Minta Kemenaker Periksa PT GNI Usai Adanya Bentrokan Karyawan

Said membandingkan gaji karyawan di PT GNI dengan cleaning service PT Freeport Indonesia. Menurut dia, gaji cleaning service di Freeport Indonesia lebih lebih tinggi dibandingkan gaji karyawan PT GNI.

"Kalau Anda lihat Freeport, cleaning service-nya saja Rp 5 juta gajinya. Ini pekerja (PT GNI) sudah kerja tahunan cuma Rp 3,6 juta gajinya," kata Said Iqbal berdasarkan laporan dari Serikat Pekerja PT GNI.

Selain upah, Said Iqbal mengatakan faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT GNI sangat buruk. Ia menyebut hal itu menimbulkan dua orang pekerja meninggal dunia saat bekerja.

Baca juga: Buntut Kericuhan di PT GNI, Polisi Amankan 71 Pekerja, 17 Orang Berpeluang Jadi Tersangka


"Para buruh mengecam Bupati Morowali Utara dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Morowali Utara. Karena berdasarkan laporan, hanya sepihak selalu melindungi kepentingan perusahaan, itu yang dirasakan oleh buruh. Kami kecam, kami minta mundur, tidak tepat lagi untuk memimpin," ucapnya.

Selain itu, KSPI meminta para buruh yang ada di Morowali Utara agar menghentikan tindakan kekerasan serta kembali berunding dengan manajemen perusahaan.

Menurut KSPI, kekerasan bukanlah hal yang baik dalam menyelesaikan persoalan. Justru kata dia, kekerasan menimbulkan persoalan baru di tengah masalah yang belum selesai.

"Kepada kawan-kawan buruh yang ada di Morowali, sebagai Presiden Partai Buruh saya minta setop kekerasan," kata dia.

Baca juga: Bupati Morowali Utara Kecam Kerusuhan di PT GNI

Sebelumnya, terjadi bentrokan dua kelompok buruh PT GNI pada Sabtu (14/1/2023) sekitar pukul 21.00 Wita. Akibat peristiwa tersebut, dua orang pekerja lokal dan satu orang tenaga kerja asing (TKA) dinyatakan tewas.

Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto membenarkan soal adanya korban tewas dalam kerusuhan tersebut.

“Korban luka-luka belum ada laporan, kemudian yang meninggal seperti yang dirilis tadi, ada tiga,” kata Didik, Minggu (15/1/2023) siang.

Didik menjelaskan, sebelum kerusuhan tersebut, buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) mengadakan pertemuan dengan pihak perusahaan, pada Jumat (13/1/2023). Dalam pertemuan itu, buruh SPN melayangkan delapan tuntutan kepada pihak perusahaan.

Akan tetapi, tak ada kesepakatan yang tercapai antara kedua belah pihak dalam pertemuan tersebut.

Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di PT GNI Morowali Utara, Berawal dari Tuntutan Pekerja hingga Sebabkan Korban Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com