Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi, Kekayaan Konglomerat Dunia Naik Dua Kali Lipat

Kompas.com - 16/01/2023, 14:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para konglomerat di dunia diketahui menjadi semakin lebih kaya, jauh lebih cepat dari orang lain dalam dua tahun terakhir.

Laporan ketidaksetaraan tahunan Oxfam menyebutkan, sebanyak satu persen populasi yang jadi kelompok terkaya telah meraup kekayaan baru sebanyak hampir 2 kali lipat dari seluruh dunia selama dia tahun terakhir.

Akumulasi kekayaan konglomerat itu, dipercepat selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Sosok Kim Min-Seok, Sukses Jadi Konglomerat Berkat Lagu Baby Shark

Dilansir dari CNN, kekayaan 1 persen kelompok tersebut melonjak sebesar 26 triliun dollar AS. Sementara, 99 persen sisanya hanya mengalami pertumbuhan kekayaan sebesar 16 triliun dollar AS.

Laporan dari Oxfam itu mengacu pada data yang dikumpukan oleh Forbes, dan bertepatan dengan dimulainya pertemuan Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos, Swiss, sebuah pertemuan elit dari beberapa orang terkaya dan pemimpin dunia.

Di sisi lain, makin banyak orang di dunia yang justru sedang berjuang. Tercatat sekitar 1,7 miliar pekerja tinggal di negara yang tingkat inflasinya melebihi pertumbuhan upah kerja.

“Sementara orang biasa berkorban setiap hari untuk hal-hal penting seperti makanan, orang super kaya bahkan telah mengalahkan impian terliar mereka,” kata Direktur Eksekutif Oxfam International Gabriela Bucher, dikutip Senin (16/1/2023).

"Hanya dalam dua tahun, dekade ini akan menjadi yang terbaik bagi para miliarder," imbuh dia.

Laporan tersebut juga menemukan, meskipun kekayaan para konglomerat dunia sedikit menurun selama setahun terakhir, miliarder global masih jauh lebih kaya daripada saat awal pandemi.

Baca juga: 3 Konglomerat Paling Berduit berkat Jualan Obat

Menurut Oxfam, kekayaan bersih mereka mencapai 11,9 triliun dollar AS. Meskipun turun hampir 2 triliun dollar AS dari akhir 2021, angka itu masih jauh di atas 8,6 triliun dollar AS yang dimiliki miliarder pada Maret 2020.

Direktur Keadilan Ekonomi Oxfam America Nabil Ahmed mengatakan, orang kaya diuntungkan oleh tiga tren.

Pertama, saat awal pandemi pemerintah global terutama negara kaya mengelontorkan triliunan dollar ke sektor ekonomi untuk mencegah keruntuhan. Hal ini secara tidak langsung mendorong tumbuhnya saham dan aset lain.

"Begitu banyak dari uang segar itu berakhir dengan orang-orang yang sangat kaya, yang mampu mengatasi lonjakan pasar saham ini, ledakan aset ini," kata Ahmed.

Kedua, kinerja beberapa perusahaan memang menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan catatan mereka, sekitar 95 perusahaan makanan dan energi memperoleh keuntungan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022. Inflasi turut mendorong harga beberapa komoditas naik, dan hasil dari kenaikan tersebut dibayarkan kepada pemegang saham.

Selain itu, tren jangka panjang dari pencabutan hak-hak pekerja dan konsentrasi pasar yang lebih besar meningkatkan ketimpangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com