Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc.
Analis Kebijakan Utama Kementan

Analis Kebijakan Utama Kementerian Pertanian

Satu Data Petani

Kompas.com - 16/01/2023, 14:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DEBAT seru Direktur Bulog dan Dirjen Tanaman Pangan di Komisi IV DPR RI terkait data produksi dan stok padi Nasional membuka mata kita bahwa perlu satu data dengan pandangan serupa.

Beberapa tahun lalu, ATR-BPN mengeluarkan data luas sawah yang dikoreksi dari semula 7,79 juta ha (2013) menjadi 7,1 juta ha (2018). Berkurang hampir 700.000 ha.

Hal ini menyebabkan Kementan harus mengoreksi semua programnya, termasuk salah satunya subsidi pupuk. Heboh seantero negeri.

Pemerintah provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota kebakaran jenggot karena mereka harus menghadapi para petani yang melakukan demo karena jatah pupuk subsidinya berkurang.

Bagaimana tidak ribut karena sawah di salah satu provinsi di Jawa bertambah 153.000 ha, sementara daerah lain seperti di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara berkurang drastis.

Padahal provinsi di Jawa Timur dalam tekanan konversi terhadap pembangunan perumahan, industri maupun pembanguan jalan tol.

Surat protes dengan lampiran data sawah dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota datang bertubi-tubi kepada Kementan, tetapi dianggap salah alamat karena yang mengeluarkan data adalah ATR-BPN.

Kemenko Perekonomian, bahkan kantor Kemenko Marves ikut turun tangan. Semua ahli yang ada di LAPAN (sekarang BRIN), BIG dan Balai Besar Litbang Sumber daya lahan Pertanian serta lainnya dikerahkan untuk melakukan verifikasi menggunakan data satelit dengan presisi tinggi yang dibeli pemerintah melalui LAPAN.

Dengan kerja keras mereka selama berbulan-bulan, akhirnya data sawah kita yang sudah dipetakan secara spasial dengan presisi mencapai 7.463.987 ha. Inilah data sawah kita yang terakhir digunakan semua lembaga dan pemerintah daerah seantero negeri.

Masih lekat dalam ingatan kita masalah minyak goreng yang harganya meroket. Ujug-ujug harganya naik tidak terkendali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+