Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham Negara Berkembang Menarik, Manulife Investment Management Rekomendasikan 3 Sektor Ini

Kompas.com - 17/01/2023, 18:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pasar saham di negara berkembang, seperti Indonesia, dinilai menjadi lebih menarik pada tahun 2023 dibanding tahun lalu. Ini selaras dengan faktor risiko yang diprediksi lebih rendah dari tahun 2022.

Senior Portofolio Manager Equitu Manulife Investment Management Samuel Kesuma mengatakan, perbaikan faktor risiko investasi di pasar saham negara berkembang salah satunya disebabkan oleh pembukaan ekonomi China. Dibukanya perekonomian negara dengan perekonomian terbesar kedua itu tentu menjadi katalis bagi pasar saham.

"Telah terjadi perubahan selera investasi yang lebih positif terhadap pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia," kata dia, dalam Indonesia Market Outlook 2023: Seeds of Opportunity, Selasa (17/1/2023).

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat 1,19 Persen, GOTO, BMRI, dan MEDC Jadi Top Gainers LQ45

Pergerakan investor yang melakukan diversifikasi investasi keluar dari pasar China berpotensi meningkatkan aliran dana masuk ke negara berkembang lainnya seperti Indonesia. Ini kemudian dapat mengimbangi kekhawatiran terjadinya fenomena bottom fishing, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh investor pada saham-saham di beberapa negara dengan kinerja yang tertekan pada 2022 lalu.

Dari dalam negeri, pasar saham diproyeksi tidak lagi mendapatkan tekanan besar dari fluktuasi nilai tukar rupiah. Pasalnya, kebijakan pengetatan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mulai menunjukan puncaknya, sehingga apresiasi dollar AS mulai mereda.

"Risiko nilai tukar yang selama ini menjadi ‘penghalang’ diharapkan akan membaik ketika penguatan dollar AS mulai mereda," katanya.

Di tengah momentum prospek pasar saham Indonesia yang positif, terdapat sejumlah sektor usaha yang dinilai menarik oleh Manulife Investment Management. Sektor pertama yang direkomendasikan ialah terkait ekonomi hijau atau green economy.

Baca juga: Jokowi Sebut 47 Negara Sudah Jadi Pasien IMF, yang Antre Masih Banyak

Samuel menjelaskan, investasi industri terkait electronic vehicle secara organik akan meningkatkan permintaan bahan mineral. Dalam jangka pendek, harga spot akan mendapat manfaat dari sinyal perlambatan kenaikan Fed Funds Rate dan pembukaan kembali China.

Selain sektor green economy, sektor keuangan atau finansial dinilai masih menarik pada tahun ini untuk dicermati. Ini selaras dengan fundamental perekonomian RI yang kuat disertai likuiditas perbankan yang terjaga.

"Hal itu memungkinkan perbankan untuk meningkatkan majin sambil menjaga kualitas kredit," katanya.

Terakhir, Manulife Investment Management merekomendasikan sektor consumer discretionary. Sektor ini direkomendasikan dengan melihat potensi pertumbuhan konsumsi domestik yang meningkat.

Konsumsi domestik diprediksi terdongkrak dengan momentum tahun politik. Pasalnya, pada tahun ini sejumlah anggaran belanja pemilu dan pilkada serentak akan mulai digelontorkan.

"Konsumsi domestik diperkirakan akan meningkat di tahun ini, ditopang oleh belanja pemerintah terkait Pemilu 2024," ucapnya.

Baca juga: Sektor Teknologi Melesat, Saham GOTO Naik 7,48 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com