Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu CEO BASF, Bahlil Bujuk Percepat Realisasi Sonic Bay di Maluku Utara

Kompas.com - 18/01/2023, 11:45 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan langsung dengan Chief Executive Officer (CEO) Badische Anilin und Soda Fabrik (BASF) Martin Brudermüller di Paviliun Indonesia, Davos, Swiss, Selasa (17/1/2023) waktu setempat.

Dalam pertemuan itu, Bahlil mendorong rencana investasi pemurnian nikel untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik di Maluku Utara. Rencananya. BASF akan bekerja sama dengan PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN).

"Saya mendukung penuh rencana investasi BASF di Indonesia khususnya dalam mendukung pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah negara kita yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain kendaraan listrik kelas dunia," ujar Bahlil Lahadalia dalam siaran persnya, dikutip Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Soal Ricuh di PT GNI, Bahlil: Patut Disayangkan, Ini Melahirkan Persepsi yang Kurang Elok

Rencana investasi bersama BASF-Eramet yang diberi nama Proyek Sonic Bay berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP).

"Pabrik pemurnian nikelnya ada di Maluku Utara yang mana di sanalah lokasi sumber bahan bakunya. Kami di Kementerian Investasi/BKPM akan mengawal segala proses investasi BASF dari awal hingga akhir agar proyek ini bisa segera terlaksana," lanjut Bahlil.

Proyek Sonic Bay diperkirakan akan meraup nilai investasi hingga 2,2-2,6 miliar dollar AS dan kapasitas produksi sebesar 67.000 ton nikel per tahun dan 7.500 ton kobalt per tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF sendiri bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.

Pada kesempatan tersebut CEO BASF Martin Brudermüller mengapresiasi terhadap keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan performa pertumbuhan ekonomi yang sangat baik bahkan mampu mengungguli negara-negara di Eropa.

Baca juga: Ada Negara Protes RI Larang Ekspor Bauksit, Bahlil: Itu Urusan Mereka

Dia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi BASF mampu berjalan dengan baik khususnya dalam hal pengurusan perizinan. Martin bilang, kesepakatannya dengan Eramet sudah memasuki tahap akhir dan akan segera direalisasikan.

"Kami ingin menyampaikan bahwa kesepakatan kami dengan Eramet sudah pada tahap final, kemungkinan keputusan kami akan diambil pada semester I 2023 ini. Nilai investasi yang akan kami gelontorkan kurang lebih 2,4 miliar Euro dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak seribu lapangan pekerjaan," jelas Martin

BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia yang saat ini bekerjasama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Memasuki Tahun Politik, Bahlil Berharap Tak Ada Lagi Istilah Cebong dan Kampret

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com