Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Kenang Krisis Ekonomi Saat Dirinya Jadi Wapres Gus Dur

Kompas.com - 19/01/2023, 10:24 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Mantan Presiden RI, Megawati Soekarno Putri, mengenang saat dirinya menjadi pendamping Presiden Abdurrahman Wahid alias Gusdur di tahun 1999-2001. Kala itu, ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja akibat dampak krisis di tahun 1998. 

"Waktu itu posisi saya wapres, Indonesia kena kredit macet triliunan rupiah," ucap Megawati dalam sebuah acara pengarahan di Bali sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (19/1/2023).

Kala menjadi Wapres RI, bisa dibilang, ia kurang beruntung karena menduduki kursi pejabat tinggi bersamaan dengan kondisi ekonomi yang sulit, sehingga tanggung jawab yang diemban juga sangat berat. 

"Sampai aku bilang, Gusti Allah ngapain gua kalau dapat rezeki, rezekinya kayak ginian? Dan itu harus melalui hukum," ujar Megawati.

Baca juga: Luhut Bilang, RI Tak Akan Impor Bahan Bakar Fosil Mulai 2045

Namun kontribusinya sebagai wakil presiden yang bisa ikut membawa Indonesia keluar dari krisis, malah dinarasikan negatif di media massa, salah satunya karena dianggap sombong. 

"Makanya wartawan buka-buka (informasi). Kemarin pidato saya katanya sombong," ucap Ketua Umum PDI-P itu.

Padahal, menurut dia, sebenarnya hal itu karena ditanyakan pengamat ekonomi dalam sebuah acara penganugrahan penghargaan yang diselenggarakan CNBC, media milik konglomerat Chairul Tanjung.

Saat CNBC akan memberikan penghargaan secara langsung, Megawati mengaku saat itu menanyakan balik mengapa dirinya harus diberi penghargaan.

Baca juga: 10 Daerah UMR Tertinggi di Indonesia 2023, Karawang Juaranya

Menurut Megawati, dirinya tidak mau mendapatkan penghargaan yang diberikan begitu saja. Menurut dia, yang membicarakan keberhasilan menyelesaikan krisis pun bukan dirinya sendiri, tetapi para pengamat ekonomi politik luar negeri dan Chairul Tanjung dalam acara CNBC tersebut.

"Siapa yang ngomong gitu? Pak Chairul Tanjung. Supaya kalau tahu, tanya Pak Chairul Tanjung. Itu namanya kode etik jurnalistik, para wartawan yang saya sayangi. Jangan selalu pernyataan saya dipotong, di-bully," kata Megawati.

Dia mengingatkan agar jangan seenaknya membuat konten berita hanya karena ingin banyak pembaca tapi mengabaikan soal etika dan profesionalisme.

“Saya suka kesal, kesempatan ngomong sama wartawan. Di Bali, hati-hati ya, nggak ada yang nggak ngebelain gua. Ibu Mega bukan provokator, Ibu Mega nggak ngancem. Ini terbuka, fair. Jangan enak-enak untuk melariskan (berita), kami di-bully nggak jelas," ujarnya.

Baca juga: Ini Perbedaan UMK dan UMR yang Kerap Disalahpahami

Luruskan pernyataan

Dalam kesempatan itu, ia juga meluruskan soal anggapan dirinya terlalu dominan di partai, bahkan dianggap mendominasi jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDI-P.

"Kalau kemarin saya seperti dicap oleh media, yang ngomong wah Ibu Megawati mengeluarkan sepertinya menunjukkan kekuatannya. Saya memang kuat lho," kata Megawati.

Megawati merasa soal media massa yang profesional perlu diperhatikan dengan mendasarkan pada pemberitaan terkait HUT PDI-P beberapa waktu lalu. 

Menurut dia, ada media massa yang mempermasalahkan perayaan itu seakan-akan PDIP sedang menunjukkan kekuasaan di depan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Gaji UMR Kudus 2023 Terbaru, Tertinggi Keempat se-Jateng

"Kadang wartawan saya bacain koran-korannya karena banyak wartawan, saya mau ngomong dong, masa saya dibilang (mau menunjukkan kekuatan). Tolong adik-adik wartawan ngerti politik juga ya. Partai politik saya ini kan memang terbesar di Indonesia, gimana sih, jangan dibolak-balik dong karena kami semua kerja keras," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com