Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Diprediksi Naikkan Suku Bunga Acuan, Ekonom: Berdampak ke Penyaluran Kredit

Kompas.com - 19/01/2023, 11:50 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2023.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI ini diperkirakan akan diambil dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu memitigasi tingginya inflasi.

Kemudian kenaikan ini juga untuk mengejar selisih suku bunga acuan BI dengan bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

Baca juga: BI Diprediksi Tak Naikkan Suku Bunga Acuan Januari 2023, Ini Alasannya

Saat ini suku bunga acuan BI berada di level 5,5 persen sedangkan suku bunga acuan The Fed di level 4,25-4,5 persen. Itu artinya ada selisih sekitar 1,25-1 persen.

Selain itu, BI akan mempertimbangkan untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini terus mengalami penguatan.

"BI diperkirakan akan naikan suku bunga 25 basis poin. Sampai akhir tahun, BI memiliki ruang naikan 3-4 kali suku bunga acuan," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Dia mengungkapkan, keputusan menaikkan suku bunga acuan BI ini memang sangat dilematis bagi BI lantaran kenaikan suku bunga acuan akan diikuti kenaikan suku bunga kredit perbankan.

Hal tersebut tentu akan berdampak ke penyaluran penyaluran kredit yang dibutuhkan untuk pemulihan sektor riil.

Baca juga: Pasar Menanti Keputusan Suku Bunga BI, IHSG Diproyeksi Menguat Hari Ini

Dia menyebutkan, terdapat beberapa sektor usaha yang perlu diperhatikan karena akan langsung terdampak kenaikan suku bunga kredit, yaitu sektor kredit konsumsi termasuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Tidak hanya sektor usaha tersebut, bisnis perlengkapan rumah tangga, elektronik, hingga fintech lending atau pinjaman online juga akan mengalami tekanan akibat kenaikan suku bunga acuan BI.

"Oleh karena itu BI dan pemerintah sebaiknya lakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi naiknya suku bunga pinjaman," tuturnya.

Sebagai informasi, selama tahun 2022 BI telah lima kali menaikkan suku bunga acuan dengan total kenaikan sebesar 200 basis poin (bps). Tren kenaikan ini dimulai sejak RDG BI periode Agustus 2022.

Mulanya BI hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen. Kemudian pada September, Oktober, November kembali naik masing-masing 50 bps. Lalu pada Desember 2022 naik 25 bps menjadi 5,5 persen.

Kenaikan suku bunga acuan BI ini merespons kenaikan Fed funds rate yang telah naik tujuh kali sepanjang tahun 2022. Total kenaikannya sebesar 425 basis poin.

Pada awal 2022 Fed funds rate masih di level 0,25-0,5 persen, dengan adanya kenaikan sepanjang tahun itu maka kini Fed funds rate berada di level 4,25-4,5 persen.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 392,6 Miliar AS, BI: Tetap Terkendali

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com