Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Impor Dibuka, Harga Beras Tetap Naik, Apa yang Salah?

Kompas.com - 19/01/2023, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AWAL 2023, harga beras kembali naik meski keran impor dibuka sejak akhir tahun 2022. Semestinya dengan hadirnya beras impor, harga beras sudah mulai turun menjelang musim panen pertama tahun ini.

Tampaknya, kebijakan impor nihil efek dalam mengendalikan harga beras yang kian melambung.

Pasalnya, belum terlihat intervensi pasar oleh Bulog pascakedatangan beras impor. Keputusan impor yang terkesan prematur justru tak diimbangi dengan kecepatan sirkulasi pengendalian harga di pasar.

Padahal, Bulog telah mendatangkan 24.000 ton beras impor asal Vietnam dan Thailand dengan rincian sebanyak 10.000 ton masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, 10.000 ton di Pelabuhan Merak, dan 4.000 ton melalui Pelabuhan Panjang.

Bulog harus membuktikan bahwa impor beras memang ditujukan untuk kepentingan pengadaan beras nasional, bukan justru disimpan tanpa alasan yang jelas.

Artinya, kebijakan impor belum berdampak signifikan dalam mengendalikan harga beras domestik, mengingat Bulog yang mewakili pemerintah pernah sesumbar bahwa kebijakan impor beras ditujukan untuk mempertahankan kecukupan cadangan beras dan meredam kenaikan harga beras medium.

Awal tahun, produksi beras memang menurun, dan biasanya pasar mulai diguyur beras pada awal Maret yang merupakan musim panen pertama.

Sehingga beras impor diproyeksikan mengisi kekosongan stok mulai dari akhir tahun hingga Februari dan harga beras sudah stabil meski belum memasuki masa panen raya.

Namun sayangnya, saat beras impor mulai masuk ke Indonesia, Bulog belum juga melepas beras impor secara merata untuk intervensi pasar. Jangan sampai kebijakan impor beras terkesan populisme semata.

Di awal, keputusan impor disebutkan untuk kepentingan pangan nasional. Namun, saat beras impor sudah masuk, Bulog seakan tak rela mengguyur pasar dengan beras tersebut.

Beras dari Perum Bulog yang diharapkan memenuhi kebutuhan pasar justru belum terbukti ampuh meredam lonjakan harga.

Padahal skema operasi pasar yang dijalankan sudah sangat baik di mana Bulog mengguyur beras ke pedagang dengan harga Rp 8.300 per kg dan pedagang bisa menjual dengan harga maksimal Rp 8.900 per kg.

Namun diduga karena keterbatasan stok, operasi pasar Bulog stagnan. Ini disebabkan karena lambannya sirkulasi yang diatur oleh Bulog saat harga beras naik.

Saat harga naik, Bulog tak bergerak cepat untuk mengisi kekosongan stok beras di pasar. Maka, tak heran kekosongan stok akan diisi oleh pengusaha-pengusaha skala besar, sehingga membuat pangsa pasar yang dikuasai Bulog relatif sangat kecil.

Menilik ke belakang, sebenarnya kenaikan harga beras bermanfaat karena dapat meningkatkan pendapatan bersih petani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com