JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada 2023 akan lebih rendah dari tahun 2022, yaitu di bawah 4 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hal ini karena BI melihat inflasi pada 2022 turun lebih cepat dari perkiraan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022.
Penurunan ini kata Perry didorong oleh kenaikan suku bunga acuan BI, stabilitas nilai tukar rupiah, gerapan nasional pengendalian inflasi (GNPI), dan koordinasi yang erat antara BI dan pemerintah.
Baca juga: Pastikan Inflasi Tepat Sasaran, BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen
Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.
"Ke depan bagaimana? Kami perkirakan bahwa inflasi inti pada Semester I 2023 ini akan lebih rendah dari 4 persen. Bahkan perkiraan-perkiraan kami tidak akan lebih tinggi dari 3,7 persen," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (19/1/2023).
Berdasarkan data BI, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2022 melonjak menjadi 5,95 persen yoy akibat kenaikan harga BBM.
Kemudian turun pada Oktober dan November menjadi 5,71 persen dan 5,42 persen lalu kembali naik di Desember menjadi 5,51 persen.
Inflasi pada 2022 itu, jauh lebih rendah dari prakiraan sesuai dengan consensus forecast 6,5 persen yoy. Demikian pula inflasi inti sebesar 3,36 persen yoy, jauh lebih rendah dari prakiraan BI sebesar 4,61 persen yoy.
Oleh karena itu, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada Januari 2023 untuk memastikan inflasi inti tetap berada di kisaran 3 plus minus 1 persen pada Semester I 2023 dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada Semester II 2023.
Adapun kenaikan suku bunga acuan ini merupakan kenaikan keenam kalinya sejak Agustus 2022 dengan total kenaikan 225 bps.
"Dengan 225 bps yang kami lakukan secara kumulatif ini, inflasi inti pada Semester I 2023 kami bisa pastikan akan di bawah 4 persen bahkan tidak akan lebih dari 3,7 persen. Inflasi IHKnya setelah September akan kembali di bawah 4 persen," tuturnya.
Baca juga: Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Inflasi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.