NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (19/1/2023) waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia/ WIB. Pergerakan harga minyak dunia didukung oleh optimisme ekonomi China.
Mengutip CNBC, harga minyak Brent naik 1,4 persen, menjadi 86,16 dollar AS per barrel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,1 persen, menjadi 80,33 dollar AS per barrel. Kenaikan tersebut merupakan kenaikan tertinggi sejak 1 Desember 2022.
Sentimen positif muncul dari permintaan minyak China yang mengalami kenaikan hampir 1 persen, atau 1 juta barrel per hari (bph) dibanding dengan bulan November 2022 sebesar 15,41 juta barrel. Data Organizations Data Initiative mencatat, posisi tersebut merupakan level tertinggi sejak Februari 2022.
“Pasar energi bergerak lebih ketat pada tahun 2023, terutama jika ekonomi China pulih dan industri minyak Rusia berjuang di bawah sanksi,” kata kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Rebound Permintaan dari China
Sebelumnya, harga minyak sempat mengalami penurunan lebih dari satu dollar AS per barrel di awal sesi karena pedagang banyak yang mengambil keuntungan, di sisi lain data ekonomi AS terlihat kehilangan momentum.
Harga juga sempat mengalami tekanan setelah data Administrasi Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan stok minyak mentah AS pekan lalu naik 8,4 juta barrel, atau kenaikan terbesar sejak Juni 2021.
"Laporan bearish, dengan peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin yang besar menunjukkan pemulihan permintaan minyak yang tersirat dan kilang berjalan dari dampak Badai Elliot," kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
Margin penyulingan bensin AS diperdagangkan pada level tertinggi baru dalam lima bulan terakhir pada hari Kamis, di tengah optimisme tentang meningkatnya permintaan perjalanan dari China dan ancaman terhadap pasokan produk olahan dari aksi pemogokan di Prancis.
“Semua jalan tampaknya mengarah kembali ke masukan yang sama, yakni meningkatnya permintaan China. Ada begitu banyak sentimen bullish di luar sana, begitu banyak ketakutan, yang terus menopang pasar ini,” kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.