JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso tak menampik jika harga beras saat ini masih mahal.
Namun dia mengaku tak tahu apa penyebab harga beras masih mahal lantaran dirinya sudah menggelontorkan ratusan ribu ton beras untuk meredam harga.
Sementara di sisi lain, Buwas menduga salah satu penyebabnya harga beras mahal adalah adanya mafia yang sengaja menjual dengan harga tinggi ke pedagang beras, sehingga harga di konsumen juga mahal.
Baca juga: Luluh, Mendag Izinkan Keran Impor Beras Ditutup 16 Februari 2023
"Sebenarnya saya sudah tahu, dan saya tidak bodoh-bodoh amat. Kalau tanda kutip ada mafia, memang ada. Saya ini punya kebijakan atas dasar perintah Presiden, kita harus menggelontorkan sebanyak mungkin. Tidak ada monopoli terhadap masalah perberasan, karena beras adalah kebutuhan pokok yang mendasar," kata Buwas saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (10/1/2023).
Sayangnya Buwas masih pelit bicara soal siapa oknum atau mafia tersebut. Namun Buwas bilang, berdasarkan hasil video yang didapatkan, oknum tersebut bertugas menjadi koordinator dan mengintimidasi pedagang untuk mau membeli beras dengan harga mahal.
"Saya melepasnya dengan harga Rp 8.300 per kilogram, beras yang saya lepas sekarang itu berasnya impor yang notabene broken 5 atau premium, dijulanya Rp 8.300, seharusnya dengan Rp 8.300 sampai konsumen ya 9.000 lah, tapi yang terjadi harganya tetap tinggi," ungkap Buwas.
"Saya ikuti semua, begitu saya pancing, ikuti ternyata para pedagang ini mendapatkan harga mahal, bagaimana dia menjual murah, karena dia belinya mahal. Saya buka, ngapain ngumpulin pedagang diintimidasi, jangan dipikir saya tidak tahu ada rekamannya, siapa yang hadir saya tahu, dimana tempatnya saya tahu, tidak ada koordinator-koordinatoran, engak ada mafia- mafia," sambung Buwas.
Baca juga: Impor Dibuka, Harga Beras Tetap Naik, Apa yang Salah?
Buwas mengaku dirinya juga sudah memberikan penugasan dan laporan kepada Satgas Pangan untuk segera menindalkanjuti mafia beras tersebut.
"Jangan merasa hebat, jagoan, pakai ngancam, apa ini, negara diancam-ancam, berani ngancam negara lagi, Satgas Pangan saya kasih (laporannya) enggak bisa cara begini. Masalah beras, masalah perut masyarakat dipakai mainan," tegas Buwas.
Sementara itu Kasub Satgas Ketersediaan Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan, dirinya sudah mendapatkan berkas laporan dari Perum Bulog dan akan mempelajariya lebih lanjut agar segera ditindaklanjuti.
"Nanti dulu, kami lihat dulu data berkasnya dan kami pelajari. Kita tertib hukum saja, jangan sampai mengganggu kondisi pangan kita yang menurut kami masih perlu," ungkap dia.
Baca juga: Ditegur Jokowi gara-gara Harga Beras Naik, Bulog Lepas 100.000 Ton Beras untuk Operasi Pasar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.