KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Mencetak Pemimpin

Kompas.com - 21/01/2023, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PELATIH bola terkenal National Football League (NFL), Vince Lombardi, mengatakan, "Pemimpin tidak dilahirkan, mereka diciptakan. Mereka diciptakan dengan usaha keras yang merupakan harga yang harus kita bayarkan untuk sukses.”

Rasanya tidak ada yang bisa menolak ungkapan tersebut, apalagi bila melihat di sekeliling kita. Ternyata, banyak organisasi ataupun lembaga pemerintah mengalami defisit pemimpin.
Sebenarnya, banyak organisasi telah menyadari hal itu dan berusaha untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan dengan beragam program, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Usai mengikuti program, mereka diharapkan siap menghadapi masa depan yang semakin menantang.

Bisnis pasti akan terus menghadapi tantangan, tetapi memastikan ketersediaan pimpinan puncak sebagai suksesi tidak boleh diabaikan. The show must go on, tetapi kita tidak bisa melepaskan tanggung jawab si calon pemimpin begitu saja demi persiapan dan pendidikan mereka. Program pembekalan ketrampilan perlu berjalan beriringan dengan pencapaian target organisasi.

Seorang panglima di lembaga kemiliteran pasti harus menjalani tugas komando, strategis, pengembangan pendidikan anak buahnya, hingga urusan administrasi sekalipun. Pemimpin perusahaan pun perlu mendalami tugas-tugas dasar operasional perusahaan, pengembangan manusia, sampai strategi pencapaian target organisasi.

Dengan kemajuan teknologi, banyak alat bantu dapat dimanfaatkan untuk memudahkan program belajar tersebut. Mulai dari belajar online, coaching, mentoring jarak jauh, hingga melibatkan mereka pada forum-forum diskusi strategis para pimpinan perusahaan.

Baca juga: Kembali ke Kantor pada 2023

Ada beberapa hal yang secara prinsip perlu dialami seorang calon pemimpin.
Pertama, berikanlah ia kesempatan untuk merasakan, baik kegagalan maupun kesuksesan. Setiap orang perlu belajar dari kegagalan. Dengan bimbingan yang memadai, individu dapat melakukan refleksi ulang terhadap situasi, tindakan yang ia lakukan sampai dampak dari tindakan tersebut terhadap diri, tim, maupun organisasi, serta mendiskusikan bagaimana tindakan yang perlu diambil bila ia memiliki kesempatan untuk mengulang kembali situasi yang sama.

Jika mengalami keberhasilan, ia pun perlu mengenali titik sukses dari tindakan yang dilakukannya sehingga dapat mengulangi kesuksesan tersebut pada situasi berbeda. Bila organisasi dapat menyediakan suasana aman bagi individu untuk mempraktikkan kesalahan, ia akan memiliki know how dalam bidang yang baru ia hadapi tersebut.

Memasukkan seorang calon pemimpin dalam fail fast environment bukan berarti memberinya suatu lingkungan yang kebal kesalahan. Dalam budaya fail fast, individu didorong untuk berani menembus batas-batas yang ada dan menyadari kemungkinan kegagalan yang dapat terjadi sambil berusaha meminimalkan dampak negatif dari kegagalan tersebut. Pihak-pihak yang terlibat memiliki kesadaran tentang kemungkinan kegagalan dan dapat bereaksi dengan cepat untuk mengatasinya.

Pelaksanaan fail fast environment sarat evaluasi dan membutuhkan kepemimpinan yang kuat. Selain itu, mentoring dan diskusi mengenai benar atau salah suatu tindakan perlu dilakukan sesering mungkin. Jadi, selain mengalami, calon pemimpin juga mendapat bimbingan rasional dari para atasan untuk memahami why dan why not dari suatu tindakan.

Baca juga: Tahun Baru, Kebiasaan Baru

Kedua, pengecekan kualitas pribadi dan etika kerja juga sangat penting untuk dilakukan. Melalui interaksi coaching dan mentoring, pimpinan dapat lebih memahami values dari seorang calon eksekutif, apa yang ia cari dalam hidupnya, apa idealismenya, serta apa mimpinya akan masa depan. Hal ini sangat penting karena idealisme dan nilai-nilai pribadinya pasti akan mewarnai gaya kepemimpinannya serta berdampak pada organisasi.

Seseorang yang sangat risk taking mungkin akan mendorong organisasi untuk mengambil tindakan-tindakan berisiko tinggi, sedangkan mereka yang sangat mengutamakan harmonisasi cenderung akan menghindari konflik di organisasi dan bisa jadi lamban dalam mengambil keputusan dilematis. Gaya kepemimpinan dan pengambilan keputusan pun akan menjadi panutan bagi para bawahan tentang apa yang benar dan salah.

Eileen RachmanDok. EXPERD Eileen Rachman

Hal tersebut dilakukan oleh General Electric (GE) dalam setiap proses promosi menuju C-level. Para calon akan melalui tes implementasi nilai dan moral perusahaan yang juga berisiko terhadap keberlangsungan posisi mereka di organisasi. Dengan demikian, GE memastikan bahwa perusahaan akan senantiasa dipimpin oleh mereka yang memiliki nilai sejalan dengan filosofi organisasi.

Ketiga, melihat kapasitas adaptasi individu. Gejala ketidakpastian di dunia sudah pasti akan berlangsung terus. Bisa dibayangkan bila calon pemimpin kita masih memiliki fixed mindset. Ketidakpastian akan dianggap sebagai ancaman, alih-alih sebuah kesempatan. Perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk berkembang.

Kita juga perlu memeriksa agility dari calon pemimpin yang kita miliki. Apakah mereka memiliki kelincahan berpikir untuk menyambut semua tantangan, baik yang di depan mata maupun pada masa depan? Apakah mereka sanggup memimpin tim untuk menembus pasar yang selalu berubah dan menyukseskan implementasi teknologi baru dalam menjawab tantangan digitalisasi ini disertai dengan konflik-konflik yang mungkin menyertainya?

Baca juga: Membuat Dampak

Keempat, kejelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab calon pemimpin. Ia perlu memiliki akses ke bujet, manusia, dan strategi organisasi secara keseluruhan agar dapat membuat keputusan-keputusan yang berdampak seperti layaknya seorang chief executive officer (CEO).

Hal yang juga harus dipertimbangkan bagi seorang calon pemimpin adalah executive presence-nya. Ia harus terlihat cerdas, baik secara kognitif maupun emosi, memancarkan kepercayaan diri, bertindak decisive, dan dapat menjaga reputasi sesuai visinya.

Ia pun harus lancar berkomunikasi dengan siapa pun di perusahaan, mulai dari pimpinan puncak sampai pesuruh sekalipun secara optimistis dan positif. Ia juga mampu tampil menarik di depan publik, menguasai audiens, membaca kebutuhan mereka, dan menggerakkan mereka mencapai visi organisasi.

If your desire is to polish your executive presence, it requires patience, practice, and the willingness to change for the better.


Terkini Lainnya

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Sebanyak 15 Proyek CCS/CCUS dalam Tahap Studi, Direncanakan Beroperasi Mulai 2030

Whats New
komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com