Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Oversupply" Listrik Jadi Tantangan Implementasi EBT di Pulau Jawa

Kompas.com - 24/01/2023, 18:25 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan produksi listrik yang berlebihatau oversupply listrik sebesar 5 Giga Watt (GW) bisa menjadi tantangan implementasi Energi Baru Terbarukan (EBT).

Dia mengatakan jika dilakukan semakin banyak diversifikasi, maka oversupply listrik akan semakin meningkat.

“Ini menjadi tantangan tersendiri karena energi Indonesia sekarang oversupply ini sebesar 5 GW, dengan oversupply ini berbagai upaya untuk EBT di Pulau Jawa akan menghadapi kendala. Semakin diversifikasi, maka oversupply-nya semakin meningkat,” kata Airlangga di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: Pencabutan Skema Power Wheeling di RUU EBT Sudah Tepat, Ini Alasannya

Airlangga mengatakan, ketahanan energi menjadi salah satu fokus untuk mencapai perubahan iklim dan mewujudkan ekonomi hijau di tahun 2030, dan Net zero emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat. Dia bilang, sektor energi menjadi salah satu kontributor dari upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Sektor energi menjadi salah satu kontributor dari GRK yang mencapai 34 persen dan Indonesia sudah meningkatkan ambisinya menjadi Nationally Determined Contribution (NDC), di mana target emisi ditingkatkan menjadi 31,89 persen, dan dengan bantuan internasional 43,2 persen.

“Transisi energi menjadi upaya dan komitmen pemerintah untuk mengantisipasi krisis energi ke depan, dan pemerintah telah meningkatkan bauran energi sebesar 23 persen di tahun 2025, dan 31 persen di tahun 2030,” kata dia.

Baca juga: Dukung Hilirisasi Mineral, PLN Pasok Listrik 150 MVA ke Smelter Antam


Airlangga juga mengatakan, di tahun 2022 kapasitas pembangkit EBT sudah mencapai 2.575 Mega Watt (MW) atau naik 5 persen per tahunnya. Untuk itu, dia mendorong agar transmisi energi perlu dinaikkan dan diakselerasikan dari PLTU menjadi PLT-Non Fosil.

“Namun, PLTU-nya perlu didorong dengan teknologi, seperti Jepang dengan clean coal teknologi, dan kombiansi cofiring PLTU dengan Amonia, ataupun dengan carbon capture and storage,” ujarnya.

Baca juga: 2024 Pindah Ke IKN, Kantor Luhut, Airlangga Hartarto, dan Mahfud MD Telah Dibangun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com