Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen BUMN: Pengelola Dana Pensiun Harus Paham Investasi

Kompas.com - 24/01/2023, 19:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pengelola dana pensiun di BUMN harus ahli dan memahami investasi. Hal ini penting mengingat 65 persen dana pensiun BUMN bermasalah.

“Jadi ini tentu salah satu yang pelu dilakukan adalah pengelola dana pensiun harus ahlinya. Jangan sampai dikelola oleh yang tidak memahami investasi,” kata Pahala di DPR RI, Selasa (24/1/2023).

Saat ini, pengelolaan dana pensiun tengah dalam audit, diperkirakan jumlah dana yang diselewengkan mencapai triliunan. Untuk itu, Pahala menekankan agar ke depannya pengelolaan dana pensiun tidak dilakukan oleh yang bukan ahlinya.

Baca juga: Pahala Mansury: BUMN Sangat Serius Jadi Pionir dalam Penerapan Dekarbonisasi

“Ini yang memang melalui upaya reformasi oleh pak Erick Thohir. Dia ingin supaya semua pengelolaanya (banyak sekali pengelolaan dana pensiun) yang mungkin tidak dikelola oleh orang yang bukan ahlinya,” ujarnya.

Pahala menekankan pengelola dana pensiun harus memiliki pemahaman investasi, dan diharapkan kebijakan dana pensiun benar-benar sesuai dengan ketentuan.

Pahala menekankan, saat ini banyak dana pensiun yang dikelola oleh pensiunan. Namun, hal itu bukanlah masalah yang utama, melainkan butuh keahlian dalam melakukan pengelolaan dana pensiun tersebut.

“Banyak (pensiunan), tapi masalahnya bukan pensiunan, masalahnya apakah dikelola oleh orang yang punya keahlian (atau tidak),” kata dia.

Baca juga: Ada Dugaan Penyelewengan, Seluruh Dana Pensiun BUMN Diaudit


Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan audit dana pensiun di perusahaan BUMN. Hal ini dilakukan karena 65 persen dari dana pensiun BUMN tersebut memiliki laporan keuangan yang tidak sehat.

“Sekarang kita mendorong investigasi audit untuk dana-dana pensiun BUMN yang kemarin saya melihat bukunya ini 35 persen sehat dan 65 persen sakit. Kita harus antisipasi karena ini bisa angkanya cukup besar," kata Erick dalam siaran pers, Minggu (22/1/2023).

Erick juga menemui 41 direksi dari lembaga-lembaga dana pensiun di lingkungan BUMN untuk mengingatkan agar para direksi mewarisi kebaikan, bukan malah meninggalkan masalah, seperti yang telah terjadi dengan Asabri dan Jiwasraya.

Baca juga: Erick Thohir Minta Direksi Dana Pensiun Belajar dari Kasus ASABRI dan Jiwasraya: Jangan Mewariskan Masalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com