JAKARTA, KOMPAS.com - Laboratorium klinik PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) akan fokus mendorong digitalisasi sepajang tahun 2023.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menceritakan, pertengahan tahun lalu Prodia memperkenalkan anak usaha baru bernama PT Prodia Digital Indonesia (PRDI). Anak perusahaan ini memiliki modal dasar sebesar Rp 1 triliun.
"PRDI nantinya akan fokus untuk mengeluarkan produk untuk digital health ekosistem, tapi perlu waktu merealisasikan itu, harapannya tahun ini bisa selesai," ujar dia kepada awak media, Selasa (24/1/2023).
Baca juga: Wamen BUMN: Pengelola Dana Pensiun Harus Paham Investasi
Ia menambahkan, tahun lalu segmen digital Prodia mampu berkontribusi sebesar 11-12 persen dari total pendapatan Prodia.
"Tentunya kami berharap pada tahun-tahun berikutnya akan lebih besar kontribusinya, karena kami terus berinovasi,” imbuh dia,
Lebih lanjut, Dewi menjabarkan, Prodia sudah memiliki aplikasi Prodia Mobile.
Aplikasi ini dapat membentu pelanggan untuk mengakses layanan tes kesehatan, termasuk layanan tes kesehatan secara home service. Pelanggan bisa melakukan konsultasi kesehatan melalui teks pesan (chatting) dengan dokter ketika menggunakan aplikasi moblie tersebut.
Baca juga: Bahlil Soal Ricuh di PT GNI: Tidak Usah Saling Menyalahkan, Kita Cari Solusinya
Dewi bilang, inovasi yang dilakukan oleh Prodia terkait digitalisasi tidak hanya berkutat pada pengembangan mobile apps saja. Ke depan, Prodia akan mengembangkan berbagai layanan yang selama ini tersedia oleh perusahaan tersebut.
Di sisi lain, digitalisasi juga menyasar pada layanan business to business (B2B) antara Prodia dengan pihak rumah sakit, pelanggan korporat, dan asuransi.
Meskipun akan fokus untuk transformasi digital, perusahaan berkode saham PRDA ini tetap akan membangun outlet fisik tahun ini.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Pemerintah Daerah Sulit Keluarkan APBD untuk Tipping Fee
Rencananya, Prodia akan membangun 2-3 outlet baru tahun ini. Angka ini terbilang lebih sedikit dari ekspansi bisnis di tahun sebelumnya. Pasalnya, seperti telah dijelaskan, perusahaan akan lebih mengutamakan tranformasi digital.
"Ke depan, kita memang tidak akan lagi banyak membuka cabang karena sudah dipenuhi di semua provinsi. Dengan channel digital nantinya, akses akan lebih mudah," tandas dia.
Baca juga: Oversupply Listrik Jadi Tantangan Implementasi EBT di Pulau Jawa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.