Di sisi kredit, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 646,19 triliun selama tahun 2022 atau tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9 persen yoy.
Pertumbuhan itu diikuti dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang terjaga di 4,8 persen.
"Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional," jelasnya.
Adapun sektor business banking mencatat pertumbuhan 10,3 persen yoy menjadi Rp 532,2 triliun didorong oleh segmen korporasi blue chip yang tumbuh 28,9 persen yoy menjadi Rp 232,7 triliun, segmen large commercial meningkat 29,9 persen yoy menjadi Rp 53,1 triliun, segmen kecil terutama kredit usaha rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8 persen yoy menjadi Rp 52,7 triliun.
Sementara di sektor consumer banking, kredit payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen yoy menjadi Rp 43,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp 53,5 triliun.
Dengan demikian secara keseluruhan, kredit konsumer BNI tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 110,1 triliun di 2022.
Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2 persen yoy.
Seiring dengan hal tersebut, rasio loan at risk (LaR) ikut membaik menjadi 16 persen, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.