Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Cetak Laba Bersih Tertinggi Sepanjang Sejarah pada 2022, Ini Kunci Suksesnya

Kompas.com - 25/01/2023, 05:20 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 18,31 triliun di 2022. Capaian ini tumbuh signifikan 68 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kinerja positif ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan non-bunga (fee based income/FBI) yang sebesar 8,7 persen yoy menjadi Rp 14,8 triliun.

Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan FBI untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast sejalan dengan tren menurunnya transaksi transfer antar bank.

"Laba bersih ini adalah tertinggi sepanjang sejarah dan berada di atas ekspektasi pasar," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (24/1/2023).

Baca juga: Laba Bersih BNI 2022 Tumbuh 68 Persen Jadi Rp 18,31 triliun

Pendapatan non-bunga tumbuh

BNI dapat menumbuhkan pendapatan non-bunga dengan memberi value-added bagi nasabah, seperti di retail banking terdapat fitur pembayaran tagihan yang saat ini berkontribusi lebih dari Rp 300 miliar ke pendapatan atau tumbuh 18 persen yoy.

Selain itu, di segmen business banking, BNI aktif memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp 1 triliun ke pendapatan non-bunga, atau naik 100 persen dibandingkan tahun lalu.

Hasil kinerja yang positif ini berdampak pada Pre-provisioning Operating Profit (PPOP) yang dibukukan sebesar Rp 34,4 triliun atau tumbuh 10,8 persen yoy.

Baca juga: Nilai Kapitalisasi Pasar BNI Capai Rp 172 Triliun

Perbaikan kualitas kredit

Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui kebijakan perkreditan yang efektif mampu menekan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) sebesar 90 bps secara tahunan menjadi 2,8 persen.

"Pertumbuhan PPOP yang kuat dan diikuti dengan perbaikan kualitas aset ini membuat kami mampu menutup 2022 dengan capaian yang menggembirakan," ucapnya.

Jumlah kredit yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid-19 juga terus menurun nilainya menjadi Rp 49,6 triliun atau setara dengan 7,8 persen dari total kredit BNI.

Penurunan terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi. Menurutnya, hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih.

Baca juga: Dorong UMKM Go Global, BNI Alokasikan KUR Rp 36,5 Triliun pada 2023

Pertumbuhan CASA

Tren positif pada kualitas aset ini juga mendorong pembentukan beban cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menjadi lebih rendah sehingga biaya kredit (cost of credit) membaik dari 3,3 persen di tahun sebelumnya menjadi 1,9 persen.

Dari sisi likuiditas, BNI mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) sebesar 10,1 persen yoy, yang dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.

 

Penyaluran Kredit BNI Tumbuh 10,9 Persen

Di sisi kredit, BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 646,19 triliun selama tahun 2022 atau tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9 persen yoy.

Pertumbuhan itu diikuti dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang terjaga di 4,8 persen.

"Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional," jelasnya.

Adapun sektor business banking mencatat pertumbuhan 10,3 persen yoy menjadi Rp 532,2 triliun didorong oleh segmen korporasi blue chip yang tumbuh 28,9 persen yoy menjadi Rp 232,7 triliun, segmen large commercial meningkat 29,9 persen yoy menjadi Rp 53,1 triliun, segmen kecil terutama kredit usaha rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8 persen yoy menjadi Rp 52,7 triliun.

Sementara di sektor consumer banking, kredit payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen yoy menjadi Rp 43,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 7,9 persen yoy menjadi Rp 53,5 triliun.

Dengan demikian secara keseluruhan, kredit konsumer BNI tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 110,1 triliun di 2022.

Lebih lanjut, BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2 persen yoy.

Seiring dengan hal tersebut, rasio loan at risk (LaR) ikut membaik menjadi 16 persen, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com