JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengeluhkan mahalnya harga pupuk yang melonjak hingga jutaan rupiah. Sementara di sisi lain, harga sawit justru dalam tren turun.
"Harga Tandan Buah Segar (TBS) Rp 5.000 kami enggak masalah. Tetapi persoalannya, harga pupuk naik, dulunya cuma Rp 300.000 per sak, sekarang kok Rp 1,1 juta-1,2 juta, TBS-nya menurun," ujar Ketua Apkasindo Gulat Manurung saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
"Saya pikir hanya orang pikun lah yang mengatakan petani sawit bahagia," sambung Gulat.
Baca juga: Kemenkeu: Besi Tua dan Kebun Kelapa Sawit Paling Laris Dilelang pada 2022
Oleh sebab itu Gulat berharap agar pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Perdagangan berlaku adil dan tidak hanya memberikan subsidi untuk minyak goreng saja.
"Seperti kata pak Joko Widodo (Jokowi) setara itu harus seimbang, tidak boleh berpihak. Jangan hanya melihat kepentingan yang satu, tetapi kepentingan yang lain tidak diperhatikan," ungkap Gulat.
Menurut dia, saat ini subsidi pupuk yang saat ini diberikan pemerintah hanya dinikmati oleh petani yang menanam produk pangan.
"Bapak mungkin tidak mengerti, atau belum tahu bahwa pupuk subsidi tidak ada untuk perkebunan itu nol, yang dikasih subsidi hanya tanaman pangan. Itu fakta yang mengatakan bahwa sawit itu lelah gerbong. Jadi jangan satu sisi kami disuruh untuk produksi tinggi tapi di sisi lain pupuk digembosi oleh Kemendag," ucap dia.
Baca juga: Indonesia-Malaysia Sepakat Perangi Diskriminasi terhadap Kelapa Sawit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.