Sandiaga Ungkap Fakta Kunjungan Wisman RI Kalah Jauh Dibanding Turkiye

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan sejumlah fakta soal penilaian tentang kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Indonesia yang kalah jauh dari Turkiye, yakni terkait infrastruktur pendukung dan akses masuk.

Hal itu disampaikan Sandiaga Uno dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, di mana ia menjawab pertanyaan Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira.

Dalam raker tersebut, Andreas menyebut kunjungan wisman ke Turkiye hingga Desember 2022 telah mencapai 50 juta wisman. Capaian tersebut dinilainya masih jauh dibandingkan Indonesia yang hingga November 2022 baru mencapai 4,58 juta wisman.

"Turkiye itu mereka Desember sudah hampir 50 juta turis. Ini angka yang dibanding kita jauh sekali. Ini luar biasa. Tapi okelah, kita harus tetap berjuang perbaiki bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia," kata Anggota Fraksi PDI Perjuangan, dikutip dari Antara, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Daftar UMR Cikarang dan Cibitung 2023, Kalahkan DKI Jakarta

Menanggapi pertanyaan tersebut, Sandiaga Uno mengatakan, Turkiye bisa mencapai angka kunjungan wisman bukan dalam waktu singkat.

Ia juga menilai Turkiye telah melakukan upaya luar biasa untuk mendukung sektor pariwisata, salah satunya dengan membangun infrastruktur dasar berupa bandar udara.

"Saya menggarisbawahi Turkiye itu bisa mencapai 50 juta tentunya bukan dalam waktu yang singkat, tapi mereka berinvestasi secara luar biasa dimulai dari infrastruktur dasar, seperti airport," kata dia.

Di sisi lain, Turkiye merupakan negara yang bisa diakses dengan mudah melalui jalur darat. Terlebih lagi, posisinya yang terletak di antara Benua Asia dan Eropa.

Baca juga: Gaji UMR Medan 2023, Tertinggi Se-Sumut

"Turkiye ini juga bisa dijangkau dengan jalan darat, sementara kita yang bisa jalan darat ini hanya Timor Leste dan Malaysia dan itu terbatas," katanya.

Lebih lanjut, Sandiaga Uno memaparkan, pemerintah terus mendorong pariwisata yang berkualitas.

Ia pun mengatakan, angka target kunjungan wisman yang telah dicapai pemerintah tidak asal hitung, tetapi dihitung dengan berbagai basis data.

"Berkaitan dengan penghitungan wisatawan mancanegara, BPS menggunakan beberapa data poin, yaitu data imigrasi by nationality dan pintu masuk utama wisatawan mancanegara reguler itu di Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, dan Kepri itu jumlahnya ada 72,3 persen," ujar Sandiaga.

Baca juga: Apa Itu UMR? Pahami Perbedaan UMR, UMP dan UMK

"Sementara wisatawan mancanegara yang dihitung menggunakan metode mobile positioning data (MPD) mencakup 27,7 persen," katanya lagi.

Sandiaga Uno mengatakan, dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa spending atau pengeluaran wisatawan asing reguler, yaitu wisatawan di wilayah perbatasan, ternyata terus meningkat khususnya setelah pandemi.

BPS mencatat rata-rata spending wisman reguler itu mencapai 150 dollar AS per kunjungan per orang, tetapi melonjak selepas pandemi.

"Oleh karena itu, devisa pariwisata melonjak tajam jadi 2.165 dollar AS per visit per pax. Mungkin quality tourism yang kita ingin capai, bisa kita lakukan jika lama tinggal dari wisatawan itu bisa ditambah dan quality spending-nya," kata Sandiaga Uno.

Baca juga: Apa Itu UMR dan Bedanya dengan Gaji UMK?

Pada 2023, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisman mencapai 3,4 juta-7,4 juta orang, mobilitas wisnus mencapai 1,2 miliar hingga 1,4 miliar pergerakan.

Lalu, peringkat RI dalam Travel and Tourism Development Index di ranking 29-34, serta tenaga kerja pariwisata mencapai 21,93 juta orang dan target tenaga kerja ekonomi kreatif (ekraf) sebesar 22,59 juta orang.

Sementara itu, nilai devisa sektor pariwisata ditargetkan mencapai 2,07-5,95 miliar dollar AS, kontribusi PDB pariwisata mencapai 4,1 persen, nilai ekspor produk ekraf mencapai 26,46 miliar dollar AS, serta nilai tambah ekraf mencapai Rp 1.279 triliun.

Baca juga: UMR Malang Raya 2023: Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang