JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bercerita terkait masa-masa pemerintah berupaya menangani pandemi Covid-19 di tengah tingkat penularannya yang tinggi. Kala itu, salah satu kunci pengendalian penularan adalah vaksinasi.
Menurutnya, ketika Covid-19 menyerang, dia menekankan kepada Menteri Kesehatan, baik kala itu dijabat Terawan Agus Putranto maupun saat berganti ke Budi Gunadi Sadikin, bahwa terlepas apapun kondisi keuangan negara, harus dilakukan upaya untuk mengatasi pandemi.
"Kita sudah menyampaikan, tidak boleh dalam situasi pandemi ada alasan tidak bisa melakukan tindakan apapun hanya karena enggak ada uang, karena itu akan pasti memperburuk. Jadi waktu itu berapapun yang dibutuhin kita akan sediakan," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Gedung AA Maramis, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
"Memang waktu itu dokter Terawan sempat tanya 'Bu benar punya duit?'. 'Kita cariin uangnya, bapak fokus mengenai penanganan pandeminya'. Karena memang itu adalah multi-front battle yang kita hadapi," lanjut dia.
Baca juga: Doa Sri Mulyani hingga Erick Thohir untuk Megawati yang Ultah ke-76
Maka ketika posisi menteri kesehatan dipimpin oleh Budi Gunadi, Sri Mulyani menekankan padanya, bahwa berapapun pendanaan yang dibutuhkan, Kemenkeu akan menyediakannya, terutama dalam hal penyediaan vaksin Covid-19.
Saat itu, banyak negara yang berupaya untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Maka ketika produsen vaksin menawarkan kontrak terkait pengadaan vaksin, Indonesia bersedia untuk bekerja sama serta menyiapkan anggarannya, sekalipun vaksin tersebut belum diproduksi.
"Berapapun yang dibutuhkan kayaknya kita kasih aja, vaksin yang belum diproduksi aja sudah kita kasih kontrak, kasih duit. Kita bilang, pokoknya beli, barangnya belum ada waktu itu," kata dia.
"Astrazeneca itu belum keluar vaksinnya, dan itu mereka itu sudah menawarkan kontrak karena mereka harus punya kepastian berapa puluh atau ratus juta yang harus diproduksi," tambah Sri Mulyani.
Ia mengaku, tahun-tahun di masa pandemi bukanlah waktu yang mudah untuk dilalui. Semua tekanan dari sisi kesehatan dan ekonomi terjadi di sepanjang 2020, di mana pemerintah harus bisa membuat keputusan yang tepat di tengah situasi yang belum pernah terjadi.
"Jadi itu betul-betul comming from the real experience. Membuat keputusan yang kita kadang-kadang tidak cukup informasi, tapi harus dibuat dengan intuisi. Jadi kita juga unknown (tidak punya pengalaman), tapi intuitif mengatakan harus dilakukan, namun semuanya tentu dilakukan dengan niat baik," pungkasnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Tidak Ada Pembangunan Menunggu sampai Negaranya Kaya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.