Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat Akibat Potensi Resesi

Kompas.com - 26/01/2023, 16:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo mengatakan, di tengah tantangan tengah ketidakpastian global, pemulihan ekonomi Indonesia 2023 diperkirakan akan membaik.

Namun berbeda halnya dengan pertumbuhan ekonomo global yang diperkirakan akan melambat.

"Pertumbuhan global ekonomi tahun ini diperkirakan turun dari 2,6 peraen menjadi sebelumnya 2,3 persen. Ini karena adanya potensi resesi di AS," kata Perry dalam BI Annual Investment Forum 2023, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Kekhawatiran Ekonomi Global Mencuat, Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 1 Persen

Perry mengatakan, meskipun pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan turun dari 2,6 persen, dari sebelumnya 2,3 persen, masih ada harapan untuk pemulihan di tahun 2024.

"Kita tapi ada harapan di tahun 2024, kita akan tumbuh 2,8 persen. Ini penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian global setelah sebelumnya kita diuntungkan oleh harga komoditas," jelasnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Airlangga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen Sepanjang 2022

Perry mengatakan, dua tahun yang lalu sata pandemi Covid-19 melanda, pihaknya melakukan kerja ekstra memastikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi RI.

"Dua tahun lalu sangat butuh kerja ekstra saat Covid-19. Untuk mengatasi ini, kita harus lakukan bersama, dari sudut pandang siapapun, dengan begitu kita bisa formulasikan untuk mencari solusi bersama untuk pertumbuhan ekonomi kita," kata Perry

Perry mengatakan, terdapat beberapa aspek yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik, seperti perubahan ekonomi global, kebijakan suku bunga The Fed, hingga nilai tukar dollar AS.

"Kebijakan BI, dimana bank sentral tak hanya bicara investasi. Ada tantangan global seperti slowdown economy, hingga potensi resesi," ungkapnya.

Baca juga: BI Prediksi Inflasi 2023 Akan di Bawah 4 Persen

 

Inflasi global masih tinggi

Perry menyebut, inflasi global saat ini masih tinggi. Inflasi global mencapai 9,2 persen tahun lalu, diperkirakan akan mencapai 5,2 tahun ini, dan 38 persen tahun depan, dan AS 3,1 persen.

"Eropa tetap tinggi, tapi inflasi ini tetap membayangi ekonomi dunia di tahun ini membuat pertumbuhan ekonomi cukup sulit di semester I ini. Tapi, mungkin akan turun pada semester II mandatang," jelasnya.

Untuk mengahadapi tahun 2023, Perry percaya bahwa dibutuhkan kombinasi kebijakan untuk menjaga sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Salah satunya dengan merumuskan lagi strategi investasi untuk mencapai tujuan dalam mengelola cadangan devisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com