Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Gagal Bayar TaniFund, "Lender" Bakal Tempuh Jalur Hukum

Kompas.com - 30/01/2023, 12:38 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberi pinjaman atau lender dari platform peer-to-peer (P2P) lending PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund) akan menempuh jalur hukum untuk menuntut hak yang belum diberikan perusahaan.

Hal ini terkait dengan dugaan gagal bayar yang terjadi pada fintech lending yang berfokus pada pembiayaan di sektor pertanian tersebut.

Kuasa hukum pemberi pinjaman atau lender TaniFund Josua Victor mengatakan, pihaknya bersama dengan perwakilan 13 lender telah mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Mabes Polri pada Sabtu (28/1/2023).

Baca juga: Hingga 2022, OJK Terima 29 Pengaduan Konsumen soal Kasus Gagal Bayar TaniFund

Namun begitu, kepolisian meminta agar pengajuan dokumen dibuat lebih terstruktur dengan tabulasi yang lebih rapi untuk mempermudah pelaporan kerugian yang diderita lender.

"Sebelumnya saya menyampaikan kepada pengurus TaniFund di depan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), apabila tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini, kami akan melaporkan ke kepolisian," ujar dia kepada Kompas.com, Senin (30/1/2023).

Josua Victor sendiri merupakan kuasa hukum dari 129 investor TaniFund dengan total nilai investasi kurang lebih sebesar Rp 14 miliar.

Baca juga: Uang Tidak Kembali, Investor Berencana Gugat TaniFund


Ia menduga terdapat indikasi tindak pidana dalam pengelolaan bisnis TaniFund. Namun begitu, bentuk tindakan pidana nantinya akan ditentukan oleh pihak kepolisian.

Josua sendiri telah mengumpulkan berbagai bukti permulaan terkait kasus dugaan gagal bayar TaniFund ini.

Ia menduga TaniFund tidak mampu menerapkan tata kelola perseroan atau Good Corporate Governance (GCG) yang baik.

Baca juga: Kredit Macet Fintech P2P Lending TaniFund Capai 49 Persen, OJK: Risiko Ditanggung Lender

"Sementara, di level manajemen pengelola mereka tidak menerapkan prinsip-prinsip misalnya mitigasi risiko, skoring, seleksi borrower (peminjam)," imbuh dia.

Josua juga menyampaikan, perusahaan tidak mampu menempatkan orang yang memiliki kapasitas dalam posisinya untuk mengelola TaniFund.

Apalagi, saat ini banyak pihak di dalam perusahaan yang tidak bekerja di TaniFund lagi. Hal ini diprediksi akan mempersulit pembuktian karena penelusuran tidak dapat dilakukan berbasis data.

Lebih lanjut, Josua dan para lender sendiri berharap agar OJK dapat cepat tanggap menangani kasus di sektor fintech lending ini.

Baca juga: Hingga 2022, OJK Terima 29 Pengaduan Konsumen soal Kasus Gagal Bayar TaniFund

"Lender juga berharap TaniFund segera mengembalikan investasi dan portofolio yang telah ditempatkan," tandas dia.

Sebagai informasi, dilansir dari laman resmi perusahaan Senin (30/1/2023), TaniFund hanya memiliki tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) sebesar 36,07 persen.

Hal ini berarti tingkat kredit macet atau TWP90 di fintech lending ini mencapai 63,93 persen.

Baca juga: Cerita Korban Gagal Bayar Wanaartha Life: Agen Bolak-balik ke Rumah Tahu Suami Baru Pensiun dari TNI...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com