JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai hilirisasi sumber daya alam (SDA) merupakan salah satu game changer perekonomian Indonesia untuk menjadi ekonomi yang berkelanjutan atau sustainable.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, selama 2017 sampai Semester II 2022 investasi asing di sketor hilirisasi SDA ini melonjak signifikan, diikuti dengan peningkatan kapasitas smelter yang terys bertambah.
Pada 2017 penanaman modal asing (PMA) sebesar 2,6 miliar dollar AS meningkat pesat menjadi 6,9 miliar dollar AS meskipyn penanaman modal dalam negeri (PMDN) justru turun dari Rp 9,7 triliun menjadi Rp 8,7 triliun.
Baca juga: BI Sebut Kebijakan Moneter Pro Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan dalam sektor hilirisasi SDA ini dimana cadangan mineral mulai turun dan semakin terbatas.
Dalam bahan paparannya disebutkan, cadangan mineral RI berpotensi turun dari tahun 2021 sampai 2030 di mana nikel turun 76,8 persen, bauksit turun 8,6 persen, batu bara turun 15,3 persen, dan timah turun 34,5 persen.
"Investasinya meningkat sangat besar sekali. Apalagi kalau kita melihat kapasitas smelter kita yang juga semakin bertambah. Kita punya masalah, ternyata kita punya dukungan cadangan dari hilirisasi produk kita yang tidak begitu kuat. Artinya mengalami depleting penurunan dari tahun ke tahun," ucapnya saat acara LTABI 2022, Senin (30/1/2023).
Baca juga: BI Terbitkan Proof of Concept Rupiah Digital Mulai Juli 2023
Dia juga menyoroti posisi Indonesia di internasional yang membuat Indonesia perlu menahan ekspor komoditas SDA. Hal ini menjadi salah satu penahan perkembangan sektor hilirisasi SDA di RI.
"Ini permasalahan WTO (World Trade Organization), ini permasalahan juga yang sebenarnya banyak negara juga melakukan itu tetapi kenapa Indonesia? That's the point," ucapnya.
Padahal Indonesia memiliki peluang besar di sektor ini karena beberapa wilayah di Indonesia memiliki bahan baku SDA yang potensial seperti di Sumatera memiliki crude palm oil (CPO) dan karet alam, Kalimantan memiliki batu bara, dan sebagainya.
Oleh karena itu, BI bersama pemerintah berupaya untuk menyusun kebijakan untuk mendorong hilirisasi SDA. Misalnya dengan memberikan insnetif fiskal dan non-fiskal, kebijakan investasi, hingga pemanfaatan penyerapan APBN untuk pembelian produk dalam negeri.
"Toh ini bukan saja kewenangannya Bank Indonesia, tetapi juga menjadi kewenangannya bersama otoritas terkait. Bank Indonesia akan turut tentunya bagaimana di sisi intermediasi pembiayaan karena sektor prioritas termasuk hilirisasi akan mendapatkan banyak dimensi insentif yang kita lakukan dari kebijakan moneter maupun makroprudensial," tuturnya.
Baca juga: Gubernur BI: 2023, Rupiah Akan Menguat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.