JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang totalnya sebesar 2,25 persen dari 3,5 persen menjadi 5,75 persen.
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, pihaknya tengah mengkaji penyesuaian kenaikan suku bunga acuan ke suku bunga simpanan dan kredit perseroan.
Dalam kajiannya, Bank Mandiri mempertimbangkan aspek likuiditas da struktur biaya dana (cost of fund) perseroan serta kondisi pasar secara reguler.
Baca juga: Bank Mandiri Salurkan Kredit Rp 1.202 Triliun di 2022, Paling Banyak Segmen Korporasi
"Pada intinya tentu saja bank akan mengikuti bagaimana tren yang terjadi di industri karena industri akan merespons apa yang diberikan sinyalnya oleh otoritas moneter," ujarnya saat paparan kinerja 2022, Selasa (31/1/2023).
Kendati demikian, meski nantinya perseroan akan menyesuaikan dengan kenaikan suku bunga acuan, dia memastikan dampak dari penyesuaian ini tidak serta-merta dibebankan ke debitur.
"Dari sisi aset dan repricing Bank Mandiri dilakukan secara selektif dan juga bertahap dengan mengutamakan kelancaran kondisi keuangan dari debitur-debitur Bank Mandiri," jelasnya.
Terlebih saat ini Bank Mandiri memiliki cost of fund yang rendah yakni 1,25 persen secara bank only yang didorong oleh struktur dana pihak ketiga (DPK) yang didominasi oleh 77,6 persen current account saving account (CASA).
Baca juga: Tumbuh 46,9 Persen, Bank Mandiri Bukukan Laba Bersih Rp 41,2 Triliun
Selain itu, likuiditas Bank Mandiri juga tetap terjaga dengan sehat di mana DPK tumbuh double digit menjadi Rp 1.491 triliun yang sebagian besar pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 31,2 persen yoy dan 13,5 persen yoy.
"Oleh karena itu Bank Mandiri mampu menjaga suku bunga yang tetap kompetitif terhadap pasar," kata Panji.
Sebagai informasi, BI telah enam kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total kenaikan 225 basis poin (bps) atau 2,25 persen. Tren kenaikan ini dimulai sejak RDG BI periode Agustus 2022.
Mulanya BI hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen. Kemudian pada September, Oktober, November kembali naik masing-masing 50 bps. Lalu pada Desember 2022 dan Januari 2023 masing-masing naik 25 bps menjadi 5,75 persen.
"Keputusan kenaikan 225 basis poin BI 7DRR tersebut adalah langkah dari kebijakan front loading, preemptive, dan juga forward looking dari otoritas moneter guna menjaga tingkat inflasi inti dan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah lawan mata uang lainnya di tengah-tengah ketidakpastian pasar keuangan global," tuturnya.
Baca juga: Bank Mandiri Sediakan ATM Setor Tarik Rp 10.000, Ini 5 Lokasinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.