JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menekankan pentingnya pengendalian penggunaan BBM bersubsidi agar pemanfaatannya sesuai dengan amanat Undang-Undang Energi. Dalam Undang-undang tersebut, subsidi energi diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu dan miskin.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan, upaya ini dilakukan karena kesadaran masyarakat untuk penggunaan BBM bersubsidi belum terbangun. Dia bilang, masyarakat Indonesia sebagai konsumen BBM masih sensitif terhadap harga.
“Karena itu mereka (masyarakat mampu) akan memilih BBM yang lebih murah, walaupun sebenarnya tidak cocok dengan spesifikasi mesin kendaraannya. Fenomena ini masih kuat, karena dipicu adanya jenis BBM bersubsidi yang lebih murah di pasar,” kata Tulus dalam siaran pers, Rabu (1/2/2023).
Baca juga: Harga BBM Bakal Diumumkan Tiap Minggu, Wamen I BUMN: Kita Lakukan Sosialisasi
Dalam diskusi bertajuk “Bijak Gunakan BBM Subsidi”, Tulus mengatakan, pemicu distribusi BBM bersubsidi belum tepat sasaran adalah karena subsidinya masih melekat pada barang atau produk, bukan pada penerima yang ditarget menurut nama dan alamat.
Akibatnya, subsidi apapun jika diberikan kepada barang/produknya, potensi salah sasarannya sangat besar. Untuk itu, Tulus mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan aturan pembelian BBM subsidi menggunakan QR Code.
Ia berharap, langkah ini meminimalisir terjadinya kecurangan atau penyalahgunaan BBM bersubsidi.
"Seiring dengan era digital, penggunaan QR Code untuk mengontrol pemakaian dan pengendalian BBM bersubsidi, adalah hal tepat. Mengingat lebih dari 75 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki smartphone. Hanya daerah tertentu (T3) yang perlu perlakuan dan kebijakan khusus, karena mungkin belum punya smartphone,” ujar Tulus.
Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengatakan, untuk mendapatkan QR Code, langkah yang bisa dilakukan yaitu, masuk ke laman https://subsiditepat.mypertamina.id/. Setelah mendaftarkan kendaraan, Pertamina akan melakukan pemeriksaan dan pencocokan data serta uji coba full cycle subsidi tepat.
“BBM bersubsidi perlu dikendalikan karena jumlahnya terbatas, konsumen penggunanya telah ditentukan, dan tanggung jawabnya melekat pada pengguna. Apabila terjadi penyimpangan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Eko.
Dalam pelaksanaannya, Eko menerangkan, pihaknya masih mendapati masyarakat yang tidak menggunakan jenis BBM sesuai dengan kapasitas mesin. Hal ini menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam pendistribusian subsidi energi. Belum lagi ada oknum tertentu yang melakukan kecurangan, terutama untuk Solar subsidi.
“Kendala lebih pada pengguna yang belum semuanya sesuai dengan kriteria dan masih ada penyimpangan BBM bersubsidi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” lanjut Eko.
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR RI: MyPertamina Salah Satu Cara Kendalikan Distribusi BBM Bersubsidi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.