Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petani Food Estate Humbahas: Benih Bawang Putih yang Dikasih, Mati...

Kompas.com - 01/02/2023, 19:11 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DPR RI menilai pengembangan kawasan Food Estate (FE) atau lumbung pangan di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara (Sumut) belum berjalan optimal sebab masih ditemukan ratusan hektar lahannya kosong hingga ditumbuhi semak belukar.

Saat Kompas.com berkunjung, memang terlihat masih banyak lahan kosong dan belum digarap sama sekali. Selain itu terdapat juga lahan yang terlihat kering lantaran terlantar.

Namun tidak sedikit juga lahan disi oleh tumbuh-tumbuhan yang daunnya hijau seperti kentang, kubis, hingga jagung.

Baca juga: Anak Buah Luhut Tak Setuju soal Food Estate Humbahas Dianggap Gagal

Padahal program yang dikelola oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2020 lalu, memilih komoditas kentang, bawang putih, dan bawang merah untuk ditanam sebagai komoditas utamanya.

Salah seorang petani di sana, Irma Suryani Lumban Gaol, mengatakan, lahan yang terlihat kosong dan mati tersebut disebabkan karena para petani gagal panen dan tidak memiliki modal untuk mengelolanya kembali. Irma menjadi salah satu dari banyak petani yang mengalami nasib tersebut.

Irma menceritakan, awalnya petani di sana memang mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berupa pembukaan lahan, pemberian pupuk, obat-obatan, dan benih.

Kementan memberikan benih bawang putih kepada para petani di Humbasas tersebut. Namun menurut Irma, komoditas itu tidak cocok ditanam di daerah tersebut.

"Enggak ada hasilnya, soalnya bawang putih yang dikasih mati. Enggak bisa panen. Lahan kami dikasih bibitnya bawang putih, enggak cocok," ujar Irma saat ditemui Kompas.com di kawasan food estate Humbahas akhi Januari 2023.

Irma mengaku, dirinya mendapatkan lahan dari pemerintah seluas 2 hektar namun kini hanya sanggup menggarap lahan 1 hektar saja. Komoditas yang ditanamnya pun tidak termasuk ke dalam yang direkomendasikan oleh Kementan.

"Yah mau enggak mau jadinya nanam cabai, kopi, dan jagung. Dari pada enggak ada yang bisa ditanam. Itu lahan itu yang di sana (yang kosong dan ditumbuhi lalang), begitu karena enggak ditanam, enggak ada modalnya," ungkap Irma sambil menunjukan lahan garapannya.

Irma menuturkan, penanaman komoditas yang diminta oleh Kementan sulit diterapkannya, lantaran kondisi tanah belum optimal untuk menanam bawang putih maupun bawang merah.

Sedangkan untuk komoditas kentang, beberapa petani berhasil panen, namun memerlukan modal yang lumayan besar.

"Kalau kami nanam kentang, seperti yang dibilang pemerintah juga kan modalnya Rp 140 juta, ya mana sanggup lah kita. Dari mana uang petani segitu banyak. Jadi lahan tidur lah," ucap dia.

Untuk hasil panennya, Irma menjual sendiri melalui tengkulak. Ia mengaku hingga saat ini belum ada kerja sama dengan perusahaan manapun untuk menyerap hasil panennya.

Padahal salah satu janji pemerintah dalam program tersebut ke depannya, juga dibantu untuk penyerapan produksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com