Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan BPS, Pemerintah Harus Cermat Tetapkan Kebijakan agar Tak Kerek Inflasi

Kompas.com - 02/02/2023, 06:26 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, laju inflasi pada Januari 2023 sebesar 5,28 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau sebesar 0,34 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, berdasarkan histori, realisasi inflasi tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mempengaruhi harga sejumlah komoditas. Seperti kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) hingga kenaikan tarif cukai rokok.

Laju inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah atau administered price tercatat menjadi yang tertinggi, yakni sebesar 12,28 persen (yoy) di Januari 2023 dengan andil 2,17 persen (yoy) terhadap inflasi nasional.

 Baca juga: BPS: Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai ke Inflasi Rokok Bertahan Lama

Tekanan inflasi administered price yang tinggi itu tak lepas dari dampak kenaikan harga BBM, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, rokok kretek filter, tarif air minum PDAM, dan tarif angkutan dalam kota dalam setahun terakhir.

"Inflasi ini dipicu dari kenaikan harga yang diatur pemerintah," ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (2/1/2023).

Secara khusus, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data historis, kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap tingginya laju inflasi.

Baca juga: BPS Catat Inflasi Januari 2023 Capai 5,28 Persen


Pada 2005, ketika harga BBM dinaikkan laju inflasi mencapai 17,11 persen, kenaikan harga BBM di 2013 membuat inflasi mencapai 8,38 persen, lalu kenaikan di 2014 membuat inflasi sebesar 8,36 persen, serta di 2022 membuat inflasi mencapai 5,51 persen.

Oleh sebab itu, Margo menyarankan pemerintah untuk cermat dalam menentukan kebijakan agar tak berimbas pada lonjakan inflasi, terlebih tahun ini masih diliputi ketidakpastian global.

"Kebijakan kenaikan harga komoditas yang diatur pemerintah perlu dengan cermat supaya dampaknya ke inflasi bisa dikelola dengan baik," kata dia.

Baca juga: BPS: Target Pemerintah Turunkan Angka Kemiskinan Sulit Tercapai

Dalam catatan BPS, pemerintah juga disarankan untuk terus memperhatikan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, lantaran sebagian kebutuhan bahan pangan dalam negeri masih dipenuhi memlalui impor.

Selain itu, pemerintah perlu mengantisipasi dinamika iklim dan cuaca, serta manajemen stok saat panen raya dan distribusi antarwilayah. Ia menilai, perlu penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengelola ketahanan pangan.

"Manajemen stok saat panen perlu diperhatikan, sehingga ketika saat panen, kita masih memiliki persediaan pangan yang cukup," ucap Margo.

Baca juga: BPS Catat Inflasi Januari 2023 Capai 5,28 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com