Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Di Antara Harapan dan Kecemasan Tahun 2023

Kompas.com - 02/02/2023, 12:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PESAN yang dituahkan Helen Keller (aktivis politik AS), bukanlah pijakan kosong. "Optimism is the faith that leads to achievement.” Maka dalam setiap jengkal kesempatan (opportunity), itulah pijakan optimisme, patutlah dikapitalisasi menjadi capaian.

Dalam kalimat bertenaga Helen Keller itulah, kita menjemput asa ekonomi awal 2023. Mengubah ketidakpastian menjadi pasti.

Sebagai tempat melabuhkan asa. Indonesia punya pijakan optimisme untuk konsolidasi ekonomi 2023.

Beberapa lembaga dunia di bidang ekonomi mengoreksi kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2023 di bawah 5 persen. Asia Development Bank (ADB), misalnya, mengoreksi kinerja PDB RI dari 5,2 persen ke 4,9 persen.

Ramalan lembaga-lembaga ekonomi itu beralas pada perkiraan pertumbuhan ekonomi global yang juga mengalami perlambatan. International Monetary Fund (IMF), misalnya, mengoreksi ekonomi global dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen.

Ramalan perlambatan ekonomi global tentu berdampak pelemahan permintaan global (demand shortage). Kondisi ini berdampak pada permintaan global terhadap komoditas ekspor RI, terutama demand shortage pada komoditas unggulan.

Prediksi Fitch Solutions, harga batu bara juga turun mulai tahun depan, dari rerata estimasi tahun lalu 320 dollar AS/MT, menjadi anjlok ke 280 dollar AS/MT pada 2023 dan 250 dollar AS/MT pada 2024.

Sementara minyak sawit (palm oil), menurut Trading Economics, dari harga kuartal IV 2022 3,748.35 dollar AS/MT, menjadi 3,586.15 dollar AS/MT pada kuartal 1 2023, lalu 3,430.60 dollar AS/MT dan kuartal 3 2023 sebesar 3,282.11 dollar AS/MT.

Setali tiga uang dengan ramalan beberapa lembaga internasional, BPS dalam rilisnya, memperkirakan komoditas unggulan RI mengalami penurunan harga.

Minyak kelapa sawit, hingga November 2022, mengalami penurunan harga -29,46 persen (year on year/yoy), biji besi -3,01 persen (yoy).

Sementara untuk batu bara dollar AS/MT secara bulanan telah mengalami penurunan harga -12,22 persen (m-to-m), gas alam dollar AS/mmbtu -6,10 persen (m-to-m), Minyak Mentah (dollar AS/bbl) -3,27 persen (m-to-m).

Penurunan harga komoditas unggulan RI ini, sebagai signal mulai terasanya pelemahan permintaan global.

Kita tahu bersama, kontribusi ekspor terhadap PDB RI adalah 26,23 persen terhadap PDB, dengan pertumbuhan 21,64 persen (yoy) di kuartal 3 2022. Dengan demikian, ketika terjadi perlambatan ekspor; seiring pelemahan permintaan global, maka akan berkontribusi mengoreksi laju kinerja PDB nasional.

Tantangan yang tak luput dari perekonomian RI dari sisi ekspor adalah, regulasi baru negara kawasan Uni Eropa untuk menangkal kegiatan ekspor yang berkontribusi pada deforestasi dan degradasi hutan.

Undang-undang baru yang dicetus parlemen UE tersebut, menangkal ekspor sapi, kakao, kopi, minyak kelapa sawit, kedelai dan kayu, termasuk produk yang dibuat dengan menggunakan komoditas ini (seperti kulit, coklat dan furniture).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com