Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Resistensi Berinovasi

Kompas.com - 03/02/2023, 09:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

INOVASI seolah menjadi kata “sakti” bagi perusahaan yang ingin tetap kompetitif di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih mendera. Namun tidak mudah juga untuk menjalankannya.

Inovasi adalah kemampuan menerapkan solusi kreatif pada masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan manusia (Zimmerer dkk, 2008), menuntut perubahan pola pikir dan perilaku dari seluruh pemangku kepentingan.

Karyawan adalah pihak yang paling terdampak dengan kebijakan inovasi. Tidak heran kerap timbul penolakan terhadap inovasi. Bukan karena tidak memahami kontribusi inovasi, namun ada sejumlah alasan yang masuk akal dan patut dipertimbangkan.

Hasil penelitian Zwick (2002) di Jerman memperlihatkan bahwa resistensi karyawan terhadap inovasi meningkat ketika perusahaan bersaing berdasarkan biaya dan bukan dengan diversifikasi, kualitas produk dan fleksibilitas.

Resistensi tersebut makin meningkat jika inovasi ditujukan untuk meningkatkan kinerja karyawan daripada kualitas produk dan layanan.

Perlawanan internal terhadap inovasi mengungkap konflik motif antara pengusaha dengan karyawan (Hauschildt, 1999).

Walau inovasi dapat mengembalikan daya kompetitif perusahaan dalam jangka panjang, namun karyawan menolak perubahan yang mengancam, yaitu mereka tidak mampu bekerja sama sehingga terus berupaya melestarikan tatanan lama.

Inovasi sering berjalan seiring dengan pemutusan hubungan kerja, keusangan keterampilan, dan perombakan personel.

Sejalan dengan itu, keterampilan baru yang harus diperoleh untuk menjalankan inovasi sering kali tidak meningkatkan produktivitas karyawan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+