JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pada tahun 2023, infrastruktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang memiliki dampak langsung kepada masyarakat terus didorong pembangunannya.
Pembangungan tersebut antara lain Penerangan Jalan Umum - Tenaga Surya (PJU-TS) sebanyak 31.075 unit, Pembangunan 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), juga Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) sebesar 7.500 unit.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, pembangunan infrastuktur tersebut diperuntukkan kepada masyarakat yang sulit terjangkau jaringan listrik.
"Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpadu 12 unit, jadi ini PLTS terpusat yang off grid, jadi ada PLTS, ada jaringan ke masyarakat langsung," ungkap Dadan dalam siaran pers, Kamis (2/2/2023).
Baca juga: Skema Power Wheeling Transmisi PLN dalam RUU EBT Dinilai Kurang Tepat, Ini Alasannya
Dadan menjelaskan target lainnya pada tahun ini adalah peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 368,5 MW, sehingga akan memakan investasi yang cukup besar.
"Jadi basisnya kita sudah tahu projeknya ada dimana dan kapan selesainya, dan itu menelan investasi sebanyak 1,79 miliar dollar AS," imbuhnya.
Untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Sub sektor EBTKE di tahun ini, target yang dipatok senilai Rp 1,8 triliun, dimana pada tahun 2022 lalu capaian dari PNBP EBTKE melesat hingga mencapai Rp 2,3 triliun.
Baca juga: Oversupply Listrik Jadi Tantangan Implementasi EBT di Pulau Jawa
Sementara itu, implementasi dari program campuran bahan bakar biodiesel dari 30 persen menjadi 35 persen atau B35 ditargetkan sebanyak 12,99 juta kiloliter (KL), Penerapan B35 sendiri ke dalam bahan bakar minyak (BBM) solar dimulai pada bulan Februari ini.
Terkait penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Dadan mengatakan bahwa rencana penurunan pada tahun ini sebesar 116 juta ton CO2. Sedangkan penurunan intensitas energi final sebanyak 0,8 SBM per miliar rupiah.
Pada bauran Energi Baru Terbarukan (EBT), Dadan menyebut bahwa target pada tahun 2023 sebanyak 17,9 persen. Hal tersebut didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dari Bappenas RI.
"Untuk tahun 2023 targetnya 17,9 persen, jadi ya harus seperti itu," pungkasnya.
Baca juga: Potensi EBT di Indonesia Dinilai Mampu Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.