JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai laju inflasi pada Januari 2023 yang sebesar 5,28 persen (year on year/yoy) menunjukkan tren inflasi mulai menurun. Pasalnya, laju inflasi itu lebih rendah dari Desember 2022 yang sebesar 5,51 persen (yoy).
“Tren inflasi mulai turun perlahan, terutama dari administered price yang berasal dari harga bahan bakar," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam keterangannya, Jumat (3/1/2023).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah atau administered price sebesar 12,28 persen (yoy) di Januari 2023, lebih rendah dibandingkan Desember 2022 yang sebesar 13,34 persen (yoy).
Baca juga: Catatan BPS, Pemerintah Harus Cermat Tetapkan Kebijakan agar Tak Kerek Inflasi
Salah satu penyumbang inflasi pada komponen administered price yakni bensin dengan andil sebesar 1,07 persen, melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang andilnya sebesar 1,15 persen persen.
Menurutnya, penurunan inflasi pada bahan bakar minyak (BBM) itu, sejalan dengan upaya pemerintah yang terus mengantisipasi pergerakan harga komoditas energi dan ketersediaan pasokan BBM.
Ini sekaligus memastikan, APBN telah berfungsi sebagai shock absorber atau peredam guncangan di tengah kondisi global yang masih bergejolak.
Meski pada kelompok administered price terjadi penurunan inflasi pada bensin dan tarif angkutan udara, namun di sisi lain terjadi kenaikan inflasi harga rokok dan tarif air PAM yang dipengaruhi kenaikan tarif cukai dan peningkatan pelayanan air bersih.
Baca juga: Inflasi Januari 2023 Capai 5,28 Persen, Beras hingga Rokok Jadi Penyebabnya
"Ke depan, pemerintah akan terus berupaya menjaga inflasi, mengingat pengendalian inflasi merupakan salah satu isu utama yang menjadi perhatian Presiden," katanya.
Adapun untuk kelompok inflasi inti pada Januari 2023 turun ke 3,27 persen (yoy) dari sebelumnya di Desember 2022 sebesar 3,36 persen pada (yoy). Kinerja ini berasal dari penurunan inflasi kebutuhan sandang, perumahan dan jasa layanan perumahan, serta rekreasi.
Tetapi di sisi lain, terjadi peningkatan inflasi pada sektor kesehatan serta perawatan pribadi dan jasa lainnya. Febrio menilai, inflasi inti yang masih terjaga di atas 3 persen menunjukkan daya beli masyarakat yang masih kuat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.