Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Perdagangan meminta para produsen minyak goreng untuk menambahkan jumlah produksi dan distribusi minyak goreng merk Minyakita semula 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, kolaborasi antara pemerintah dan produsen melalui komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng dilakukan agar kondisi kelangkaan minyak goreng yang terjadi di awal tahun lalu tidak terulang kembali.
Khususnya dalam rangka antisipasi lonjakan permintaan Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Puasan dan Lebaran.
“Hari ini di Kementerian Perdagangan, saya bersama pak Mendag membahas langkah-langkah untuk menjaga stabilisasi stok dan harga minyak goreng menjelang HBKN Puasa dan Lebaran. Kita bersama para produsen minyak goreng duduk bersama menyepakati komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng untuk 3 bulan ke depan dan akan kita review serta evaluasi secara berkala,” ujar Arief.
Selain itu, para pelaku usaha diminta melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi yang dimiliki agar melakukan penjualan minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen, yaitu sebesar Rp 14.000 per liter.
“Penambahan jumlah pendistribusian dari 300.000 ke 450.000 saya rasa cukup. Respon para produsen terhadap komitmen bersama ini juga baik dan positif, ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen oleh seluruh produsen yang hadir,” paparnya.
Arief meyakini, komitmen ini merupakan langkah yang baik untuk mengamankan supply minyak goreng jelang HBKN yang dipastikan akan mengalami lonjakan permintaan.
Baca juga: Akui Minyakita Langka, Mendag Zulhas: Sekarang Berebut, Stoknya Jadi Sedikit
Zulhas larang Minyakita dijual online
Terbaru, untuk menghindari kelangkaan minyak goreng terjadi lagi, Mendag Zulhas melarang produk Minyakita dijual online.
Dia menjelaskan, larangan tersebut diundangkan lantaran produk Minyakita langka di pasar tradisional.
"Kita kan cek sekarang tiap hari, minyaknya enggak boleh lagi dijual online. Nah kita suruh jualnya di pasar sekarang," ujar Zulhas saat ditemui di Hotel JS Luwansa Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Zulhas beraharap dengan adanya larangan tersebut, dalam dua minggu ke depan masyarakat yang membutuhkan Minyakita bisa langsung mendatangi pasar-pasar tradisional terdekat dengan membeli seharga Rp 14.000 per liternya.
Zulhas bilang sudah ada 20.000 lebih pasar tradisional yang mendistribusikan Minyakita.
"Jadi distribusi Minyakita ini (yang akan dikeluarkan 2 minggu lagi oleh produsen) akan langsung ditujukan ke pasar. Setiap hari akan kita awasi. Kita udah punya 20.000 pasar nah itu nanti di situ tempatnya penjualan minyakita. Jadi kalau misalnya ibu-ibu di Bogor mau beli Minyakita, ya beli di pasar dekat rumah dia," jelas Zulhas.
Zulhas melanjutkan, apabila dua minggu ke depan masyarakat tidak menemukan Minyakita di ritel modern, karena memang tujuan pendistribusinnya sudah tidak lagi di situ.
"Tapi nanti akan ada masalah lagi di supermarket enggak ada barangnya. Tapi kan ini emang untuk di pasar-pasar," pungkas Zulhas.
Baca juga: Langka, Mendag Larang Penjualan Minyakita di Supermarket dan Online
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.