Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Minyakita Malah Langka...

Kompas.com - 03/02/2023, 13:12 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kosong, sudah dari 2 minggu kemarin kosong. Karena enggak ada stoknya dari sana (agen)," ujar Armia salah satu pedagang di Palmerah, ketika ditanyakan ketersedian stok Minyakita.

Padahal kata Armia, banyak pelanggannya yang mencari produk tersebut lantaran dinilai lebih bagus dan murah. "Banyak yang nyari kemarin, tapi yah gimana stoknya kosong," kata Armia.

Armia adalah salah satu pedagang yang mengeluhkan langkanya minyak goreng curah merek Minyakita tersebut.

Baca juga: Minyakita Kini Langka dan Mahal, Strategi Mendag: Tambah Stok hingga Larang Jual Online

Minyak goreng tersebut diluncurkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Juli 2022 lalu, sebagai produk untuk menekan harga minyak goreng yang melambung tinggi dan langka.

Namun ternyata upaya tersebut belum begitu efektif dalam menekan harga minyak goreng di Tanah Air.

Bukan hanya persoalan stoknya saja yang menipis tapi harganya juga mahal. Padahal, harga untuk Minyakita dijual harus sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) yakni Rp 14.000 per liter.

Pedagang asal Tambun Bekasi, Santi, mengatakan, harga Minyakita di warungnya kini sudah tak lagi Rp 14.000 per liter, namun naik menjadi Rp 15.000 per liter.

Naiknya harga jual tersebut lantaran harga beli di agen sudah naik, semula Rp 12.000 per kilogram atau Rp 12.500 per liter, kini menjadi Rp 14.000 per liter.

"Di agen sekarang udah Rp 14.000 per liter. Susah saya naikin tinggi-tinggi. Kasian juga pelanggan saya kalau saya kasih harga Rp 16.000- Rp 17.000 per liter. Jadi saya nggak apa-apa untung dikit. Saya paling jual Rp 14.500 atau Rp15.000," kata Santi.

Hal ini diamini oleh Ketua bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon. Dia mengatakan, Minyakita sudah tidak sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 14.000 per liter.

Di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur harganya sudah mencapai Rp. 16.000.

"Yang semakin parah adalah harga Minyak Goreng subsidi ini sudah melampaui HET dan sangat jauh. Kami mendapat keluhan dari banyak pedagang pasar di berbagai wilayah. Seperti di sejumlah pasar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga minyak goreng subsidi ini sudah mencapai Rp. 16.000, tentu ini sangat merugikan banyak pihak," katanya.

Oleh sebab itu dia berharap di balik langka dan naiknya harga minyak goreng tersebut, jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membuat harga tidak stabil.

E-commerce jual Minyakita di atas HET

Ternyata, Minyakita dijual tidak sesuai aturannya juga ditemukan di pasar digital alias e-commerce.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di aplikasi Shopee, penjual atau seller asal Palembang menjual migor Minyakita seharga Rp 16.500 untuk kemasan 1 liter refill pouch. Sudah ada 5 produk yang terjual.

Kemudian seller asal Surabaya juga serupa yang menjual migor Minyakita Rp 16.500. Sementara seller asap Kota Batu menjual lebih mahal yakni Rp 18.000.

Pun di aplikasi Lazada. Berdasarkan pantauan Kompas.com diplatform Lazada, seller yang berasal dari Kabupaten Bekasi menjual Minyakita Rp 17.900 untuk kemasan 1 liter botol.

Mirisnya, ada 427 produk yang sudah terjual.

Kemudian seller asal Kabupaten Bekasi juga serupa yang menjual Minyakita Rp 16.000.

Ketika ditanyakan tanggapan dari kedua aplikator tersebut, Shopee dan Lazada sama-sama mengikuti aturan pemerintah dan akan menurunkan para seller yang menjual produk yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Baca juga: Ritel Modern dan Platform Online Dilarang Jual Minyakita

KPPU bakal panggil Kemendag dan Kemenperin

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga berencana memanggil Kemeterian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian menyusul adanya temuan minyak goreng curah merk Minyakita yang dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 14.000 per liter.

Direktur Ekonomi, Kedeputian bidang Kajian dan Advokasi KPPU Mulyawan Ranamanggala mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan oleh KPPU dari 7 kantor wilayah KPPU yang ada di Tanah Air, hampir semua daerah tersebut yang menjual Minyakita di atas Harga Eceren Tertinggi (HET) yakni Rp 14.000 per liter.

Adapun daftar 7 kantor wilayah KPPU di Tanah Air meliputi Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Makasar, dan Yogyakarta.

"Minyak goreng Minyakita juga hampir di seluruh kanwil mengalami kenaikan di atas 14.000, sehingga ini mengindikasikan bahwa kebijakan pemerintah yang mentapkan HET tidak berjalan aturannya," ujarnya di Jakarta, Senin (30/1/2023).

"Kami berencana memanggil Kemendag dan Kemenperin guna mengetahui posisi pasti bagaimana produksi dan distribusi Minyakita dan minyak goreng curah," sambung Mulyawan.

Selain itu, KPPU juga akan mendalami adanya dugaan penyempitan produksi dan distribusi yang segaja dilakukan oleh pengusaha. "Apakah benar pelaku usaha sekarang membatasi produksi minyak goreng curah maupun kemasan sederhana dengan tujuan untuk meningkatkan penyerapan minyak goreng kemasan premium yang saat ini kurang diminati oleh masyarakat karena selisih (harga) yang cukup jauh," jelasnya.

Mendag Zulhas Akui Minyakita langka lantaran peminatnya tinggi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) tak menampik bahwa minyak goreng merk Minyakita langka.

Menurut dia kelangkaan tersebut terjadi lantaran banyak konsumen yang berebut sehingga stoknya menipis.

"Minyak goreng yang dijamin pemerintah itu, repotnya semua orang nyari minyak goreng itu Minyakita, sehingga kan berebut. Tentu karena rebutan stoknya jadi sedikit," ujarnya di Jakarta, Minggu (29/1/2023).

Oleh karena itu, untuk tetap menjamin produknya ada dan tidak langka, kementeriannya akan mengambil langkah untuk menggenjot produksi Minyakita agar stoknya bertambah.

Zulhas mengaku, dirinya telah meminta kepada perusahaan Crude Palm Oil (CPO) agar pasokan bahan bakunya ditambah. Sehingga perbandingan pasokan untuk dalam negeri dan ekspor menjadi 1:6 dari yang semula 1:9. "Kalau dulu ngasih dalam negeri 1, ekspornya 9, kalau sekarang enggak. Suplai dalam negeri 1, ekspornya hanya 6," terang Zulhas.

Dengan begitu Zulhas berharap, strategi tersebut bisa membuat perusahaan membanjiri pasokan CPO di dalam negeri.

Upaya Pemerintah

Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Perdagangan meminta para produsen minyak goreng untuk menambahkan jumlah produksi dan distribusi minyak goreng merk Minyakita semula 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, kolaborasi antara pemerintah dan produsen melalui komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng dilakukan agar kondisi kelangkaan minyak goreng yang terjadi di awal tahun lalu tidak terulang kembali.

Khususnya dalam rangka antisipasi lonjakan permintaan Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Puasan dan Lebaran.

“Hari ini di Kementerian Perdagangan, saya bersama pak Mendag membahas langkah-langkah untuk menjaga stabilisasi stok dan harga minyak goreng menjelang HBKN Puasa dan Lebaran. Kita bersama para produsen minyak goreng duduk bersama menyepakati komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng untuk 3 bulan ke depan dan akan kita review serta evaluasi secara berkala,” ujar Arief.

Selain itu, para pelaku usaha diminta melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi yang dimiliki agar melakukan penjualan minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen, yaitu sebesar Rp 14.000 per liter.

“Penambahan jumlah pendistribusian dari 300.000 ke 450.000 saya rasa cukup. Respon para produsen terhadap komitmen bersama ini juga baik dan positif, ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen oleh seluruh produsen yang hadir,” paparnya.

Arief meyakini, komitmen ini merupakan langkah yang baik untuk mengamankan supply minyak goreng jelang HBKN yang dipastikan akan mengalami lonjakan permintaan.

Baca juga: Akui Minyakita Langka, Mendag Zulhas: Sekarang Berebut, Stoknya Jadi Sedikit

Zulhas larang Minyakita dijual online

Terbaru, untuk menghindari kelangkaan minyak goreng terjadi lagi, Mendag Zulhas melarang produk Minyakita dijual online.

Dia menjelaskan, larangan tersebut diundangkan lantaran produk Minyakita langka di pasar tradisional.

"Kita kan cek sekarang tiap hari, minyaknya enggak boleh lagi dijual online. Nah kita suruh jualnya di pasar sekarang," ujar Zulhas saat ditemui di Hotel JS Luwansa Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Zulhas beraharap dengan adanya larangan tersebut, dalam dua minggu ke depan masyarakat yang membutuhkan Minyakita bisa langsung mendatangi pasar-pasar tradisional terdekat dengan membeli seharga Rp 14.000 per liternya.

Zulhas bilang sudah ada 20.000 lebih pasar tradisional yang mendistribusikan Minyakita.

"Jadi distribusi Minyakita ini (yang akan dikeluarkan 2 minggu lagi oleh produsen) akan langsung ditujukan ke pasar. Setiap hari akan kita awasi. Kita udah punya 20.000 pasar nah itu nanti di situ tempatnya penjualan minyakita. Jadi kalau misalnya ibu-ibu di Bogor mau beli Minyakita, ya beli di pasar dekat rumah dia," jelas Zulhas.

Zulhas melanjutkan, apabila dua minggu ke depan masyarakat tidak menemukan Minyakita di ritel modern, karena memang tujuan pendistribusinnya sudah tidak lagi di situ.

"Tapi nanti akan ada masalah lagi di supermarket enggak ada barangnya. Tapi kan ini emang untuk di pasar-pasar," pungkas Zulhas.

Baca juga: Langka, Mendag Larang Penjualan Minyakita di Supermarket dan Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com