Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Impor Mahal, Mendag Salahkan Pedagang Ambil Untung Besar

Kompas.com - 05/02/2023, 00:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Meski sudah melakukan impor beras besar-besaran dari luar negeri, nyatanya harga beras masih saja mahal atau jauh di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Bahkan sejak beberapa bulan terakhir, tren kenaikan harga beras di Tanah Air masih terus berlanjut. Di beberapa daerah, harga beras sudah berada di atas Rp 12.000 per kilogram (kg). Kebijakan impor beras pun seolah kurang berarti menekan harga beras di pasaran.

Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, kenaikan harga terjadi karena beras yang dipasok Bulog ke pasar-pasar tradisional berkualitas premium.

Dari situ, kata dia, para perantara atau pedagang memanfaatkan keunggulan beras tersebut dengan menjualnya dengan harga lebih mahal.

Baca juga: Buwas Beberkan Modus Mafia Raup Untung Besar dari Beras Impor

Ia bilang, harga beras Bulog Rp 8.300 per kg. Pedagang menjual harga beras yang seharusnya Rp 9.540 per kg menjadi di atas Rp 10.000 per kg.

"Jadi beras yang dikeluarkan Bulog, (harga) beras Bulog itu kan Rp 8.300 (per kg) harusnya sampai ke pasar itu Rp 9.540, ada keuntungan yang di tengah sama pengecer tapi sekarang kadang-kadang diambil besar karena berasnya bagus, dijual premium. Ini dipotong," kata Zulkifli dikutip dari Kompas TV, Minggu (5/2/2023).

Untuk mengatasi hal ini, Zulhas akan berkoordinasi dengan Bulog untuk memasok beras ke pedagang tanpa perantara.

"Perintah Pak Presiden untuk menggelontorkan beras besar-besaran agar tidak ada perantara lagi," sambungnya.

Baca juga: Dulu Malu, Kenapa Kini Jokowi Kembali Impor Beras?

Modus mafia beras

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menuding ada oknum yang menjual beras Bulog kepada pedagang dengan harga mahal. Oknum tersebut, baik pedagang beras maupun pegawai Bulog, sengaja menghalangi pedagang membeli beras langsung dari Bulog.

Buwas mengatakan Bulog menjual beras Rp 8.300 per kg, sehingga seharusnya beras tersebut dijual paling mahal ke konsumen sesuai harga HET sebesar Rp 9.400.

Namun, penjual yang terhalangi membeli beras dari Bulog harus membeli beras dari oknum dengan harga di atas Rp 8.300 per kg. Hal ini membuat harga di tingkat konsumen mahal.

Kata Budi, kenaikan harga beras tersebut disebabkan oleh oknum yang ingin mengambil untung dari beras impor. Sebaliknya, pedagang berpendapat, harga beras naik karena Bulog belum menyalurkan cadangan impornya.

Baca juga: UMR Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto 2023 Terbaru

Selain menghalangi pedagang bisa langsung membeli dari Bulog, Buwas juga membeberkan modus lain yang dilakukan para oknum mengambil untung besar dari beras impor.

Modus penyalahgunaan beras impor

Dikutip dari Harian Kompas, dugaan praktik penyalahgunaan cadangan beras pemerintah atau CBP yang berasal dari impor berpotensi terjadi di tingkat pedagang.

Dugaan itu muncul saat inspeksi mendadak atau sidak di kompleks gudang Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 3 Februari 2023. Temuan tersebut akan dilaporkan kepada Satuan Tugas atau Satgas Pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com