Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Usulan Kompasianer untuk Mengentaskan Buta Aksara

Kompas.com - 05/02/2023, 23:54 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Teknologi terus berkembang dan arus informasi berdatangan, tapi ada pekerjaan rumah (PR) yang masih jadi perhatian bersama: bayang-bayang buta aksara.

Hingga saat ini Indonesia masih terus berupaya menghapuskan buta aksara.

Mengutip dari KOMPAS.ID, sejumlah hasil riset turut mengemukakan bahwa kemampuan membaca anak Indonesia usia 15 tahun masih tergolong rendah.

Ini tentu menjadi ironi karena di tengah minimnya minat membaca buku pada anak karena telah tergantikan dengan adanya gawai.

Melihat permasalahan ini, Kompasianer coba menuliskan beberapa usulan yang bisa dilakukan dalam mengentaskan buta aksara di Indonesia.

1. Cara Meningkatkan Literasi dan Minat Baca di "Sekolah Tanpa Perpustakaan"

Tanpa adanya perpustakaan di Sekolah, bagaimana bisa meningkatkan minat baca bila tempatnya tidak terfasilitasi?

Bila itu terjadi, bisa saja sekolah mesti mencari cara agar siswa dengan bahan bacaan tetap dilakukan.

Bila ada sekolah yang tidak memiliki perpustakaan, tulis Kompasianer Akbar Pitopang, maka ini yang bisa dilakukan sekolah untuk tetap meningkatkan literasi dan minat baca bagi siswa.

"Keberadaan mading juga berguna untuk meningkatkan kemampuan literasi dan minat baca siswa," lanjutnya.

Mading bisa jadi sarana menampilkan beragam informasi bacaan yang menarik untuk siswa. (Baca selengkapnya)

2. Gerakan Literasi Sekolah dan Taman Baca Masyarakat

Gerakan literasi sekolah dan taman bacaan masyarakat adalah dua jalan lain menuju Indonesia bebas buta aksara. Benarkah demikian?

Kompasianer Okto Klau menulis, dengan melakukan proses literasi yang baik dan selalu dikaitkan dengan minat dan bakat.

Oleh karena itu, itu akan dapat mendorong kemauan yang cukup besar bagi setiap individu untuk bisa mencapai target yang diimpi-impikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga Bulan Depan

Whats New
Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Tahan Laju Utang Non-Bank, China Naikkan Modal Minimum Perusahaan Pembiayaan 3 Kali Lipat

Whats New
'Food Estate' dan 'Contract Farming' Jauh dari Kedaulatan Pangan

"Food Estate" dan "Contract Farming" Jauh dari Kedaulatan Pangan

Whats New
Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

Whats New
BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

BKN: Pemindahan ASN ke IKN Bukan Pemaksaan, tapi Kewajiban

Whats New
China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

China dan Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Ekonomi, Ada Apa?

Whats New
Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran Bansos Melonjak Tajam di Awal 2024

Whats New
3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

3 Langkah IFG Dukung Transformasi Sektor Keuangan Non-bank

Whats New
Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali dalam 17 Tahun

Whats New
Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Erick Thohir Usul 7 BUMN Dapat PMN Rp 13,6 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Baru 2.430 ASN yang Siap Dipindahkan ke IKN

Whats New
16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

Whats New
Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Redesain Logo BTN Menuju Era Digitalisasi

Whats New
Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpotensi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpotensi Ditambah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com