Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mansur Afifi
Dosen

Guru Besar Ekonomi Universitas Mataram

Uang Digital dan Kedaulatan Moneter

Kompas.com - 06/02/2023, 10:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INOVASI dan kemajuan dalam teknologi digital menyebabkan perubahan secara fundamental dalam pandangan dan perilaku masyarakat terhadap pasar, industri, budaya, dan berbagai proses di dalamnya.

Tidak hanya itu, arus inovasi teknologi digital telah mendisrupsi sistem perbankan termasuk kebanksentralan dan juga mata uang resmi. Akibatnya, kini muncul private digital currency atau cryptoassets dan stablecoins.

Lebih lanjut, otoritas bank sentral sebagai satu-satunya institusi yang memiliki otoritas mencetak, mengedarkan, dan menjaga mata uang menghadapi banyak penantang dan sekaligus pesaing baru di dunia maya.

Inovasi dalam sistem pembayaran yang berbasis teknologi digital menimbulkan tantangan bagi pembuat kebijakan.

Peningkatan transaksi digital menyebabkan turunnya permintaan terhadap uang kartal sehingga memengaruhi efektivitas kebijakan moneter dan independensi bank sentral.

Kehadiran mata uang kripto juga memberikan tekanan kepada pengambil kebijakan sebab mata uang ini memiliki dampak negatif terhadap stabilitas sistem keuangan (J. Liu dan A. Serletis, 2019).

Perkembangan cryptoassets dan stablecoins yang masif dimungkinkan oleh kehadiran teknologi Web 3.0 dan Distributed Ledger Technology (DLT).

Web 3.0 adalah internet generasi ketiga di mana situs web dan aplikasi dapat memproses informasi dengan cerdas melalui teknologi seperti machine learning, big data, dan DLT atau teknologi buku besar terdesentralisasi.

Adapun DLT merupakan sistem digital peer-to-peer terdesentralisasi untuk mencatat transaksi antarpihak di banyak tempat pada waktu yang bersamaan.

Penggunaan DLT dalam sistem pembayaran lebih unggul daripada RTGS (real time gross settlement) karena memungkinkan sistem untuk menyinkronkan data transaksi secara otomatis, memungkinkan ketertelusuran data, dan tidak memerlukan verifikasi transaksi pihak ketiga sehingga membuat penyelesaian transaksi lebih cepat.

Kehadiran cryptoassets dan stablecoins di satu sisi berpotensi meningkatkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan, mempermudah pembayaran lintas-negara, dan menjadi dasar keuangan terdesentralisasi yang dapat memberikan akses ke berbagai produk keuangan secara cepat.

Di sisi lain, cryptoassets dan stablecoins berisiko terhadap pencucian uang, pendanaan terorisme, dan berbagai transaksi terlarang lainnya.

Selain itu, penggunaannya yang masif dapat memengaruhi efektivitas kebijakan bank sentral yang meliputi risiko stabilitas keuangan, mata uang bayangan, bank sentral bayangan, dan sistem moneter internasional.

Tantangan tersebut telah mendorong bank sentral mempertimbangkan untuk menerbitkan mata uang digital atau CBDC (Central Bank Digital Currency).

Bank sentral dapat menggunakan tingkat bunga CBDC sebagai instrumen sekunder kebijakan moneter untuk memengaruhi likuiditas dalam perekonomian sehingga transmisi kebijakan moneter dapat ditingkatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com