Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Achmed Shahram Edianto
Asia Electricity Policy Analyst

Analis kebijakan ketenagalistrikan untuk Asia Tenggara di lembaga think thank yang berbasis di London, EMBER; Sebelumnya bekerja dengan perusahaan BUMN energi terbarukan sebagai konsultan dan program kordinator pada tim Climate and Energy WWF-Indonesia; S3 dalam bidang ilmu lingkungan, dengan kekhususan pada kebijakan dan ekonomi energi.

Momen Batu Bara di Eropa Berakhir, Bagaimana Target Ekspor Indonesia?

Kompas.com - 06/02/2023, 12:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Indonesia, yang ingin meningkatkan ekspor batu bara pada tahun 2023, mungkin akan menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Krisis energi di Eropa memaksa percepatan transisi hijau. Pembuat kebijakan di sana menanggapinya dengan cara yang paling mereka ketahui: menggandakan penggunaan listrik berbasis energi bersih.

Tahun 2022, kenaikan pembangkit listrik tenaga surya sudah mencapai hampir dua kali lipat dari tahun lainnya. Energi surya dan angin naik menjadi lebih dari seperlima listrik Eropa, menyalip pembangkit gas untuk pertama kalinya. Sedangkan bauran listrik batu bara berada di angka 16 persen.

Belajar dari tren ini, jelas bahwa banyak faktor yang berperan dalam perubahan penggunaan bahan bakar fosil. Apa yang terjadi di Eropa dapat dengan mudah terjadi di tempat lain, termasuk di negara-negara pengimpor batu bara mana pun yang saat ini menjadi target Indonesia dalam rencana ekspor batu baranya.

Tinjau Ulang Target Ekspor Batu Bara

Karena itu, sudah saatnya Indonesia meninjau kembali target ekspor batu bara dan seluruh rencana transisi energinya. Indonesia harus menyadari bahwa ekspektasi batu bara untuk tahun 2023 bisa saja merupakan ekspektasi yang berorientasi jangka pendek, yang dapat mempengaruhi Indonesia dalam jangka panjang.

Apa yang terjadi tahun lalu hanyalah kemunduran sementara bagi rencana Eropa untuk menghapuskan PLTU mereka, sementara proses transisi jangka panjang mereka tidak pernah berubah. Indonesia tidak boleh terganggu oleh lonjakan pasar batu bara yang bersifat sementara dan seharusnya tetap fokus pada rencana pengurangan batu bara, yang merupakan visi masa depan Indonesia.

Dorongan menuju masa depan yang didominasi energi terbarukan semakin nyata untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil seperti batu bara dan gas, yang secara bersamaan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional. Hal ini harus diperhatikan oleh para pembuat kebijakan di Indonesia, untuk menjadikan sektor ketenagalistrikan bersih, terjangkau, memadai, dan andal di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com