JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 sebesar 5,01 persen secara tahunan (year on year/yoy). Realisasi itu melambat dibandingkan kuartal III-2022 yang tumbuh 5,72 persen (yoy).
Adapun jika dilihat secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 sebesar 0,36 persen (1,81 persen (quarter to quarter/qtq), melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 1,83 persen (qtq).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, perlambatan laju ekonomi kuartal IV-2022 terhadap kuartal III-2022 merupakan pola pada umumnya. Ia bilang, pola perlambatan ini bisa dilihat dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,31 Persen Sepanjang 2022
"Jika melihat kuartal IV ke kuartal IIII, bisa dilihat bahwa ini merupakan siklus, data historisnya itu kuartal IV cenderung lebih rendah dari kuartal III. Jadi itu, seasonal sifatnya," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).
Bila dibandingkan dengan data pada 2020, pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,05 persen (qtq) dan kuartal IV sebesar -0,40 (qtq). Lalu di 2021, ekonomi kuartal III tumbuh mencapai 1,57 persen dan di kuartal IV tumbuh sebesar 1,05 persen.
"Jadi jika melihat perkembangan secara pola ekonomi itu dari kuartal ke kuartal. Pola ini bisa terkait banyak hal, misalnya musimaman atau event-event khusus seperti hari raya," jelas Margo.
Secara rinci, jika melihat dari komponen lapangan usaha, seluruhnya menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada sektor utama penopang pertumbuhan ekonomi, yakni industri tercatat tumbuh 5,64 persen (yoy), perdagangan 6,55 persen, pertambangan 6,46 persen, pertanian 4,51 persen, dan kontruksi 1,61 persen.
"Industri, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi melanjutkan tren pertumbuhan positif, di mana lapangan usaha leading sector ini sudah memberikan kontribusi 64,75 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) kuartal IV," paparnya.
Baca juga: Menanti Angka Pertumbuhan Ekonomi 2022, Saat Pemerintah Optimistis Bisa 5,3 Persen
Adapun sektor lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni transportasi dan pergudangan sebesar 16,99 persen, serta akomodasi dan makan minum sebesar 13,81 persen yang didorong peningkatan mobilitas masyarakat dan peningkatan kunjungan wisatawan.
Sementara bila dilihat dari komponen pengeluaran, sebagian besar indikator menunjukkan pertumbuhan, kecuali konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi. Adapun konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dengan kontribusinya sebesar 51,65 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.