JAKARTA, KOMPAS.com - Selasar salah satu restoran cepat saji di Kawasan Cipinang, Jakarta Timur, sudah ramai saat Kompas.com datang dan menemui Hana Adi (30), karyawan swasta di Jakarta, yang sudah duduk di kursi paling pojok sembari menyeruput kopi susu yang telah dipesannya pada Rabu (1/2/2023).
Sore itu, Hana tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sebab, dua impian besarnya, yakni memiliki rumah dan menikah akan tercapai dalam waktu dekat.
Di saat banyak para milenial menunda membeli rumah demi menikah, atau menunda menikah demi membeli rumah lebih dulu, Hana justru ingin mewujudkan keduanya dalam waktu yang tidak berselang lama.
Di awal tahun 2022, ia sudah membeli rumah. Sementara pada awal 2023, ia memutuskan untuk menikah dengan kekasihnya, Dhea, tepatnya pada 4 Februari 2023.
"Impian harus dijemput bro kayak lagu KLa Project, menjemput impian," ujarnya sembari tertawa.
Baca juga: Milenial Mau Punya Hunian? Pertimbangkan Rumah Subsidi
Sejak satu setengah tahun lalu, Hana sudah berencana ingin membeli rumah yang akan jadi tempat tinggalnya bersama istri dan anak-anaknya kelak. Sebab sudah 24 tahun lamanya, Hana tinggal bersama orang tua dan kedua adiknya di rumah yang berada di salah satu perumahan di Tambun, Kabupaten Bekasi.
Namun kenaikan harga rumah yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan gaji karyawan per tahun, membuat Hana sadar betul tidak mudah menjemput impiannya memiliki rumah pertama.
Hal itu sudah ia buktikan saat mencari rumah impiannya. Sudah lebih dari 4 kali, Hana keluar-masuk perumahan di Bekasi, survei langsung, dan bertemu marketing perumahan. Usahanya juga dilakukan via daring melalui di situs web jual-beli rumah, hingga mencari informasi langsung dari media sosial pengembang perumahan.
Baca juga: Syarat dan Cara Pengajuan KPR Rumah Subsidi di Bank BTN
Hana juga membuat perhitungan dengan membandingkan harga rumah di berbagai perumahan, bunga kredit kepemilikan rakyat (KPR) antar bank, hingga besaran uang muka atau down payment (DP). Hal itu dilakukan untuk memberikan gambaran detail terkait biaya KPR-nya. Namun tidak ada yang cocok, semua terganjal masalah harga.
"Dulu udah muter-muter di Bekasi tapi harga rumahnya Rp 300 jutaan sampai Rp 500 jutaan. Malah ada yang 600 juta tanahnya 72 meter persegi. Itu cicilannya bisa Rp 3 jutaan per bulan di awal. Gimana tahun-tahun berikutnya?. Padahal dulu harganya enggak segitu. Nyesel kenapa enggak beli dari dulu," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.