Akan tetapi, Jahja menilai, perlu adanya pembelajaran lebih lanjut terkait kenaikan rasio NIM perbankan. Sebab, kenaikan rasio itu juga bisa jadi disebabkan oleh efisiensi serta lonjakan dana pihak ketiga (DPK) perbankan.
"Dan kalau itu naiknya dari bunga yang rendah maka otomatis margin akan naik," katanya.
Selain itu, bank juga disebut memiliki tingkat cadangan sekuder atau secondary reserve yang terus meningkat, khususnya pada paruh kedua tahun lalu.
Jahja menyebutkan, hal itu mengindikasikan kenaikan NIM tidak disebabkan oleh penyaluran pinjaman yang agresif.
"Ini mungkin salah satu sensitivity yang harus kita pelajari bareng-bareng," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.