JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai upaya untuk menekan harga beras yang melonjak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk melakukan stabilisasi harga beras.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi usai bertemu Jokowi bersama beberapa pakar pertanian di Istana Kepresidenan, Senin (6/2/2023).
"Yang dibahas adalah mengenai integrasi BUMN di bidang pangan," kata Arief.
"Jadi bagaimana kita semua menyiapkan off taker, jadi Pak Presiden menyampaikan bahwa kalau saudara-saudara kita ini (Kementan) fokusnya produksi, kemudian BUMN pangan bisa menjadi offtaker, maka enggak ada lagi harga jatuh di tingkat produksi di hulu, tinggal nanti bisa terintegrasi untuk menyiapkan itu semua," ujar Arief.
Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Pedagang Pasar: Ini Salahnya Bulog
Arief menyebutkan, untuk meningkatkan penyerapan BUMN pangan, nantinya Jokowi bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan akan membahas terkait pendanaan yang diperlukan.
"Misalnya untuk jagung, dan kedelai ada di Bulog. Kemudian dalam Perpres 66 tahun 2021 menteri BUMN memberikan kuasa, surat kuasa kepada Kepala Badan pangan nasional untuk penugasan-penugasan perum bulog, ini kan perlu (dana)," jelas Arief.
Arief mengatakan, terdapat dua poin dalam anggaran yang nantinya akan diberikan. Pertama adalah dari APBN, dan kedua adalah dana murah dari Himbara.
"Tentunya skema dengan dana murah itu berarti ada rate yang rendah. Nah ini kan perlu sinkronisasi dengan teman-teman di Bank Indonesia juga dan Menteri Keuangan. Ini yang dibahas lagi nanti," sambung Arief.
Sebelumnya, harga beras di Indonesia melonjak mencapai Rp 12.000 per kilogram (kg). Padahal, pemerintah sudah membuka keran impor, hingga melakukan operasi pasar.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, kenaikan harga beras terjadi karena beras yang dipasok oleh Bulog ke pasar tradisional adalah beras dengan kualitas premium atau maksimum butir patah 15 persen.
Zulhas bilang, harga beras Bulog yang dijual oleh pedagang adalah diatas Rp 10.000 per kg. Padahal, harga beras Bulog dilepas seharga Rp 8.300 per kg, dimana seharusnya pedagang menjual Rp 9.540 per kg.
"Jadi beras yang dikeluarkan Bulog itu kan harganya Rp 8.300 per kg, harusnya sampai ke pasar itu Rp 9.540 per kg. Ada keuntungan yang di tengah sama pengecer, tapi kadang-kadang diambil besar, karena berasnya bagus, dijual premium," kata Zulhas, seperti diberitakan Kompas.com Minggu (5/2/2023).
Baca juga: Sudah Impor hingga Operasi Pasar, Kenapa Harga Beras Masih Mahal?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.