Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hari Purnama
Analis Industri Kementerian Perindustrian

Analis Industri Kementerian Perindustrian

Pendekatan Ekonomi Sirkular pada Minyak Pelumas Bekas

Kompas.com - 07/02/2023, 12:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MINYAK pelumas merupakan material untuk meningkatkan kemudahan pergerakan mesin dengan mengurangi friksi yang terjadi antar mesin. Minyak pelumas, yang berada di mesin yang dinyalakan, akan membentuk film antara dua logam yang bergerak, khususnya di piston, sehingga logam-logam tersebut tidak bersentuhan langsung satu sama lain.

Minyak pelumas terdiri dari dua komponen penyusun. Komponen utama yang menyusun 80 persen pelumas berasal dari base oil. Base oil berasal dari senyawa mineral dan sintetis.

Di Indonesia, mayoritas base oil berasal dari senyawa mineral hasil proses residu kilang minyak mentah. Base oil digunakan dalam minyak pelumas untuk memberikan dasar kekentalan sehingga pelumas membentuk film yang stabil.

Baca juga: Masuk Era Elektrifikasi, Pasar Pelumas Dinilai Masih Menjanjikan

Komponen tambahan (additive) yang menyusun 15 persen minyak pelumas digunakan untuk mengubah sifat fisika-kimia pelumas untuk masing-masing kondisi mesin yang berbeda. Senyawa tambahan atau aditif tersebut adalah detergents, dispersents, extreme pressure agents, antiwear agents, oxidation inhibtors, corrosion inhibotors, friction modifier, foam inhibtors, pour point depressants, dan viscosity modifier.

Dalam minyak pelumas, aditif itu berguna untuk menjaga permukaan mesin dan memperpanjang umur pelumas.

Potensi dan Tantangan Mengolah Minyak Pelumas Bekas

Produksi minyak pelumas dari industri pengolahan di dalam negeri sebesar 1,3 juta ton per tahun. Ketika minyak pelumas digunakan di mesin kendaraan bermotor ataupun mesin industri, sekitar 15 persen volumenya menguap atau terbakar akibat pembakaran bahan bakar di dalam mesin.

Dengan demikian, 85 persen sisanya atau sebesar 1,1 juta ton per tahun dibuang melalui pergantian rutin di bengkel-bengkel atau penampung limbah dari mesin industri.

Minyak pelumas bekas itu termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah yang tidak tertangani dengan baik akan mencemari dan berdampak buruk pada lingkungan karena unsur-unsur berbahaya seperti logam berat dan hasil oksida saat terjadi pembakaran di mesin.

Karena itu, penanganan minyak pelumas bekas terbaik adalah dengan pendekatan ekonomi sirkular. Konsep ekonomi sirkular merupakan pendekatan ekonomi melingkar dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai bahan mentah, komponen, serta produk sehingga mampu mereduksi jumlah bahan sisa (limbah atau sampah) yang tidak digunakan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Baca juga: Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Capai Target Zero Waste pada Tahun 2050

Membangun ekonomi sirkular terhadap minyak pelumas bekas memiliki banyak tantangan, seperti bengkel-bengkel yang tidak terorganisir secara baik sehingga penanganan saat pengumpulan pelumas bekas dari pengguna kendaraan bermotor belum memenuhi standar penanganan B3. Cara penanganan yang umum dipraktikan selama ini berpotensi limbah justru mencemari lingkungan.

Selain itu, penanganan yang tidak standar akan berdampak pada kualitas limbah yang berkurang karena terkontaminasi senyawa lain, seperti air sehingga menyulitkan proses re-refinery.

Pengolahan minyak pelumas bekas saat ini memang bertebaran sebagai industri dengan skala rumahan dengan proses yang sederhana, terdiri dari proses pemanasan dan penambah zat kogulan untuk menggumpalkan kotoran. Proses tersebut tidak terukur dan tidak terkontrol sesuai standar sehinga kontaminan berupa senyawa yang terdegradasi saat pembakaran di mesin atau kontaminasi dari air tidak dapat dipisahkan secara sempurna.

Selain itu, tidak ada alat analisis komposisi sehingga kualitas base oil yang dihasilkan tidak bisa diketahui. Jika base oil tersebut digunakan kembali sebagai pelumas, hal itu dapat mengurangi umur mesin kendaraan bermotor.

Jenis base oil tersebut sering digunakan sebagai bahan baku untuk membuat minyak pelumas palsu.

Limbah minyak pelumas bekas saat ini juga digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembakaran. Di beberapa daerah, masyarakat membakar minyak pelumas bekas untuk mengolah kapur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com