Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Pertumbuhan Ekonomi 2022 dan Catatannya

Kompas.com - 07/02/2023, 15:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

APA yang dibayangkan sebagai badai sempurna (the perfect storm) pada ekonomi pascapandemi Covid-19, tak seseram yang terjadi. Angin sakal yang diramal bertiup kencang menghadang laju perahu ekonomi RI, beringsut mereda.

Meski awan dan titik badai tampak masih berdedai di horizon ekonomi dunia. Alhasil, ekonomi RI masih tumbuh ekspansif dengan laju pertumbuhan inflasi yang masih moderat.

BPS baru saja merilis berita statistik kinerja ekonomi sepanjang 2022 pada 1 Februari 2023. Alhasil, ekonomi persisten tumbuh 5,01 persen (year on year) dan tumbuh 5,31 persen (Cumulative to Cumulative/C-to-C).

Tumbuh di atas 5 persen sepanjang 2022 menggambarkan kebijakan makro ekonomi dan sasarannya on the right track, menjaga momentum pertumbuhan.

Dari sisi PDB sektoral, sektor-sektor yang melesat pertumbuhannya sepanjang 2022 adalah transportasi & pergudangan dengan laju pertumbuhan 16,99 persen (yoy) dengan share ke PDB 5,56 persen.

Kemudian akomodasi & makan minum 13,81 persen (yoy) dengan share ke PDB 2,49 persen serta jasa lainnya 11,14 persen dengan share ke PDB 1,86 persen.

Laju pertumbuhan yang ciamik pada sektor-sektor PDB dimaksud, didorong oleh kebijakan pencabutan PPKM pascamelandainya Covid-19.

Menurut data BPS, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 4,90 persen, didorong oleh peningkatan permintaan beberapa komoditas makanan dan minuman di dalam negeri serta meningkatnya ekspor CPO.

Industri logam dasar tumbuh 14,8 persen didorong peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang ditunjang dengan membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.

Sementara, pertumbuhan sektor pertanian masih di bawah level pra-pandemi. Peternakan tumbuh 6,24 persen, didorong oleh peningkatan produksi unggas dalam negeri dan peningkatan permintaan luar negeri untuk produk ternak unggas dan hasilnya.

Tanaman hortikultura tumbuh 4,22 persen, ditopang oleh peningkatan permintaan luar negeri terhadap buah dan sayur dari Indonesia.

Tanaman pangan hanya tumbuh sebesar 0,08 persen, didorong oleh peningkatan luas panen dan produksi tanaman padi.

Ada tiga pilar yang mendorong capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022. Pertama, surplus neraca perdagangan dari windfall export komoditas, penerimaan pajak yang over target serta konsumsi yang terjaga dan bertumbuh, meski dibayangi oleh inflasi akibat harga pangan dan energi yang bergejolak.

Kendatipun demikian, ada catatan yang perlu disertakan dalam kinerja ekonomi sepanjang tahun 2022.

Pertama, dengan pertumbuhan 5,31 (yoy), berarti masih di bawah batas atas asumsi APBN 2022 sebesar 5,4 persen. Artinya ada target yang belum tercapai, meski pemerintah sudah bekerja keras.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com