Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi Tak Berbanding Lurus dengan Penurunan Kemiskinan karena Disrupsi Pekerjaan Pasca Pandemi

Kompas.com - 07/02/2023, 21:20 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia pada 2022 tumbuh positif 5,31 persen. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi tersebut tak sebanding dengan angka kemiskinan yang justru naik 9,57 persen pada September 2022.

Menanggapi hal tersebut, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan, ketidakseimbangan tersebut lantaran masih minimnya penciptaan lapangan kerja. Selain itu adanya disrupsi pekerjaan selama pandemi Covid-19.

Hal tersebut dia sampaikan selepas agenda Peluncuran Rencana Aksi Nasional Open Government Indonesia VII, di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Indeks Persepsi Korupsi RI Menurun, Kepala Bappenas: Ini Alarm bagi Kita Semua

"Salah satu hal mengapa pertumbuhan ekonomi tidak berbanding lurus dengan penurunan kemiskinan adalah terjadinya disrupsi pekerjaan pasca pandemi Covid-19. Kalau mengenai penurunan kemiskinan yang tidak terlalu signifikan ini pertama dari sisi terbentuknya lapangan kerja," jelasnya.

Karena disrupsi saat pandemi itulah transformasi pekerjaan jadi berubah dan membutuhkan keahlian yang baru.

"Jadi ada pekerjaan-pekerjaan yang hilang, ada pekerjaan-pekerjaan yang baru. Pekerjaan-pekerjaan yang baru itu membutuhkan tingkat keterampilan yang berbeda. Namun secara umum pemerintah berhasil menurunkan kemiskinan meskipun tidak signifikan," ucap Suharso.

Suharso pun memaklumi kondisi ketidakseimbangan penciptaan lapangan kerja dengan pertumbuhan ekonomi RI. Sebab, banyak jenis pekerjaan alami perubahan semasa pandemi.

Baca juga: Menteri PPN: RI Butuh Waktu 22 Tahun untuk Jadi Negara Berpendapatan Tinggi

"Memang pembentukan lapangan kerja tidak linier dengan pertumbuhan ekonomi dan itu kita bisa pahami. Karena distribusi dari jenis pekerjaan itu sedang mengalami perubahan setelah kita berhadapan dengan pandemi dan terjadi disrupsi di dalam kehidupan perekonomian kita. Saya kira ke depan mudah-mudahan ini bisa sedikit linier," ujarnya.

Dalam pemberitaan Kompas.com, BPS melaporkan tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 sebesar 9,57 persen. Angka itu setara dengan jumlah penduduk miskin 26,36 juta orang.

Posisi itu naik 0,03 persen atau 200.000 orang dari posisi Maret 2022 yang sebanyak 26,16 juta orang miskin. Namun turun 0,14 persen atau 140.000 orang dari posisi September 2021 yang sebanyak 26,50 juta orang miskin.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 tersebut belum pulih seperti masa sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 adalah angkatan kerja yang belum sepenuhnya mampu terserap di pasar kerja akibat pandemi yang melanda Indonesia sejak dua tahun terakhir.

Baca juga: Selain ASN, TNI dan Polri Kini Wajib Lapor Harta Kekayaan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com