Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Bikin Aturan: Beli MinyaKita Maksimal 10 Liter, Harus Pakai KTP

Kompas.com - 08/02/2023, 05:52 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bakal menambah kuota pasokan minyak goreng subsidi MinyaKita dari sebelumnya 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar.

"Mulai bulan ini akan ditambah. Sebelumnya (kuota) 300 ribu ton per bulan, kita naikkan menjadi 450 ribu ton per bulan," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dikutip dari Antara, Rabu (8/2/2023).

Kebijakan itu diambil menyusul tingginya permintaan minyak goreng subsidi yang dinilai memiliki harga lebih murah Rp 14 ribu per liter.

Sedangkan minyak curah kemasan lainnya dibanderol di kisaran Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per liter, bahkan ada yang sampai Rp 20 ribu per liter.

Baca juga: Mahal dan Langka, Ada Apa dengan Minyak Goreng MinyaKita?

"Kita akan melarang pembeli secara banyak atau grosir dan akan mengutamakan barang tersebut masuk pasar. Pembelian dibatasi, boleh orang beli minyak 10 liter, harus menyertakan KTP (Kartu Tanda Penduduk)," kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan.

Larangan pembelian MinyaKita secara grosir itu diharapkan dapat menjaga kestabilan ketersediaan produk di pasaran, sehingga tidak terjadi kelangkaan yang dapat mempengaruhi harga.

Pembelian grosir nantinya berpeluang dijual secara daring, sehingga dinilai kurang relevan sesuai sasaran program minyak goreng pemerintah.

"Sementara untuk pembelian secara daring akan dikurangi dan diprioritaskan barang masuk pasar,” kata Zulhas.

Baca juga: Gaji UMR Sidoarjo 2023, Tertinggi ke-3 se-Jatim

MinyaKita diburu banyak konsumen karena kualitasnya yang baik dan harganya ramah di kantong. Sejumlah pasar tradisional di berbagai daerah kerap mengalami kelangkaan barang dan kenaikan harga.

Omzet turun

Di balik langkanya atau menipisnya stok MinyaKita, ternyata ada omzet minyak goreng premium yang terperosok.

Zulhas menjelaskan, hal itu disebabkan lantaran banyak konsumen yang beralih dari minyak goreng premium ke MinyaKita.

Omzet yang didapat produsen dari penjualan minyak goreng premium anjlok karena turunnya pembelian.

"Saya juga sudah dapat informasi misalnya minyaknya di sini itu Tropical, dari 100 persen sekarang omsetnya tinggal 20 persen, 80 persen pindah ke MinyaKita. Belum merek -merek lain," ujar Zulhas saat peninjauan di Marunda, Selasa lalu.

Baca juga: UMR Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto 2023 Terbaru

Menurut Zulhas beralihnya masyarakat dari minyak goreng premium ke MinyaKita karena harga Minyakita lebih murah, higenis, dan dikemas dengan rapi seperti tampilan minyak goreng premium pada umumnya.

Selain itu, Zulhas juga mengatakan, dengan dijualnya MinyaKita di ritel membuat masyarakat menengah ke atas yang harusnya membeli minyak goreng premium, justru membeli MinyaKita yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com