JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi di 2023 masih akan tetap kuat, meskipun dihadapkan pada prospek melambatnya perekonomian global. Optimisme ini didukung kinerja ekonomi di 2022 yang tumbuh positif di tengah gejolak global.
Ekonomi Indonesia sepanjang 2022 tercatat tumbuh 5,31 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi di 2021 yang sebesar 3,69 persen. Adapun di 2023, pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh mencapai 5,3 persen.
"Laju pemulihan yang sangat kuat di tahun 2022 menjadi pijakan yang kokoh bagi perekonomian nasional untuk menghadapi tantangan jangka pendek sekaligus untuk melanjutkan agenda pembangunan jangka menengah-panjang," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya, dikutip Rabu (8/2/2023).
Keyakinan pemulihan yang terjaga di 2023 juga didukung indikator perekonomian terkini yang terus menunjukkan tren ekspansif, termasuk indeks PMI manufaktur Indonesia yang pada Januari 2023 naik menjadi sebesar 51,3 dari bulan sebelumnya berada di level 50,9.
Kendati demikian, diakui Sri Mulyani, risiko ketidakpastian global masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus memperhatikan risiko global guna mengantisipasi dampaknya ke perekonomian nasional.
Dalam laporan World Economic Outlook terbitan Januari 2023, IMF memprediksi pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 3,4 persen dan 2,9 persen, atau lebih tinggi 0,2 persen poin dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022.
"Pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini," kata bendahara negara itu.
Menurut dia, dalam menghadapi 2023, pemerintah akan terus menjaga keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional. Di sisi lain, APBN 2023 juga telah dipersiapkan agar selalu waspada, namun optimis terhadap potensi perekonomian ke depan.
Sri Mulyani bilang, kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk dalam pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.
“Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat 'The Bright Spot' di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimis, namun juga waspada,” ungkapnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.