Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Mereda, Harga Minyak Dunia Naik Hampir 2 Persen

Kompas.com - 09/02/2023, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (8/2/2023) waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia/WIB. Pergerakan harga minyak mentah dunia dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) AS kompak naik 1,7 persen, masing-masing menjadi 85,09 dollar AS per barrel dan 78,47 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia naik untuk hari ketiga berturut-turut karena kekhawatiran investor mereda setelah pernyataan ketua Federal Reserve mengenai kekhawatiran kenaikan suku bunga di masa depan.

Baca juga: IHSG Berpotensi Tertekan, Cermati Saham-saham Berikut Ini

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada hari Selasa mengungkapkan pernyataan yang kurang hawkish daripada yang sebelumnya. Hal ini meningkatkan selera risiko dan membebani dollar AS. Di sisi lain, mata uang AS yang lebih lemah membuat minyak berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

"Pengurangan selera risiko yang sebagian besar tidak sesuai dengan komentar Ketua Fed Powell kemarin, berlaku sama untuk komoditas industri seperti minyak yang mengalami kenaikan harga," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.

Investor berharap kenaikan suku bunga AS yang tidak terlalu agresif akan membantu ekonomi terbesar dunia itu menghindari perlambatan ekonomi yang tajam atau resesi yang akan memukul permintaan minyak.

Sementara itu, dengan berakhirnya pembatasan Covid-19 di China, diperkirakan akan mendorong konsumsi bahan bakar, sekaligus mendorong pertumbuhan impor minyak mentah China.

Baca juga: Investor Asing Kembali Catat Net Buy, Saham Perbankan Masih Paling Diminati

"Lonjakan permintaan minyak naik bersama dengan pertumbuhan pasokan global yang lesu. Hal ini akan memastikan keseimbangan minyak yang cukup ketat selama beberapa bulan mendatang," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Pekan lalu, OPEC+ memutuskan untuk mempertahankan pembatasan produksi. Sementara itu, seorang pejabat Iran pada hari Rabu mengatakan kelompok itu kemungkinan akan tetap dengan kebijakan saat ini pada pertemuan berikutnya.

Di sisi lain, gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin menghentikan aliran minyak mentah dari Irak dan Azerbaijan keluar dari pelabuhan Ceyhan di Turki. BP Azerbaijan telah mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah Azeri dari pelabuhan.

Data Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan produksi minyak AS mengalami kenaikan pada minggu lalu ke level tertinggi sejak April 2020, namun, kenaikan produksi minyak tersebut masih terbatas.

"Ada beberapa orang di luar sana yang benar-benar membuang uang ke sisi produksi bisnis, yang membuat pasar bearish," kata Bob Yawger, direktur Energy Futures di Mizuho.

Baca juga: Kreditur Minta Pengadilan Nyatakan Garuda Indonesia Pailit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com