Staatspoorwegen menguasai keseluruhan jaringan kereta api di Jakarta. Setelah itu, dilakukanlah penataan ulang jalur kereta api di wilayah Ibukota, termasuk membangun sebuah stasiun sebagai titik simpul pertemuan jalur, yakni Stasiun Manggarai.
Selain pembangunan stasiun, balai yasa, dan kawasan perumahan, saat itu juga didirikan bengkel kereta api atau werkplaats di Stasiun Manggarai pada 1915.
Baca juga: KCIC: Naik Kereta Cepat, Waktu Tempuh Jakarta-Bandung ibarat KRL Manggarai-Jakarta Kota
Pengoperasian bengkel kereta api Stasiun Manggarai secara resmi dibuka pada 1920. Saat itu, bengkel ini menjadi yang terbesar dan termodern.
Werkplaats memenuhi kebutuhan pesanan suku cadang, pemeriksaan, serta perbaikan lokomotif, kereta, dan gerbong.
Meskipun awalnya hanya melayani perawatan dan perbaikan lokomotif uap, kemudian bengkel ini ditambahi bagian stellos listrik yang menangani perawatan dan perbaikan lokomotif dan kereta listrik.
Baca juga: Kronologi Video Viral Penumpang KRL Jatuh dari Peron Stasiun Manggarai
Penambahan bengkel untuk lokomotif dan kereta listrik dilakukan setelah jalur kereta listrik Jakarta-Tanjung Priok diresmikan pada 1925.
Sebagai informasi, Stasiun Manggarai telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nomor registrasi RNCB.19990112.04.000470 berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993.
Nah, setelah membaca ulasan mengenai asal-usul dan perjalanan pembangunan Stasiun Manggarai, kita bisa mengetahui sejarah berdirinya stasiun dengan lalu lintas kereta tersibuk di Indonesia ini.
Baca juga: Stasiun Manggarai Jadi Stasiun Sentral pada 2025, Aksesnya Bakal Diperluas
Baca juga: Dilema Manggarai, Jadi Stasiun Sentral, tapi Akses Jalan Sempit dan Semrawut