Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi VI DPR Dorong YouTube Cs Berbagi Keuntungan dengan Provider Seluler

Kompas.com - 13/02/2023, 21:20 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid meminta Menteri BUMN Erick Thohir memperjuangkan regulasi over the top (OTT) dalam dunia telekomunikasi, terutama seluler di Indonesia.

Dengan regulasi yang jelas, menurut dia, perusahaan media sosial seperti YouTube dan sejenisnya bisa berbagi keuntungan dengan perusahaan provider yang digunakan oleh konsumen.

Hal ini menurut Nusron perlu dilakukan demi kepentingan PT Telkomsel selaku BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi.

Baca juga: Deputi Gubernur BI Terpilih Janji QRIS Bisa Dipakai di Arab Saudi

"Yang paling dirugikan dengan dibiarkannya OTT tanpa regulasi ini adalah Telkomsel. Sebab provider terbesar. Masa kanal youtube, WA Call dan video call, masuk lewat seluler tanpa ada charge," ujar Nusron Wahid dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/2/2023).

"Mereka bebas masuk meng-upload konten dan jualan iklan tanpa ada sharing revenue sama seluler. Ini tidak fair," sambung Nusron.

Menurut Nusron, sudah saatnya kanal komunikasi dan konten yang masuk melalui seluler dikenai tarif yang memadai.

"Misal youtube dan WA (WhatsApp) dikenakan sebesar 10.000 rupiah atau 5.000 rupiah sebulan, setiap pengguna, saya kira itu fair. Sebab mobil saja lewat jalan tol bayar," katanya.

Sama seperti jalan tol, provider telekomunikasi juga berinvestasi membangun infrastruktur yang sangat mahal. 

"Namanya juga investasi kan harus balik. Maka setiap pengguna juga harus bayar," ucap dia.

Baca juga: Ketua Apindo Sebut Pertumbuhan RI Saat Ini Belum Berkualitas

Selain itu, Nusron juga meminta Erick Thohir untuk memberikan relaksasi target deviden dan laba untuk Telkomsel.

Akibat tingginya laba; maka operational expenditure dan capital expenditure di bidang infrastruktur Telkomsel kalah ekspansif dibanding dengan operator lain, terutama PT Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH).

"Kalau Telkomsel tidak dikasih relaksasi target laba dan deviden, dalam waktu 10 tahun bisa tersalip sama IOH. Sebab saat ini IOH rajin ekspansi dan memperkuat networking yang hari ini dikuasai Telkomsel. Ini sudah terlampu merah buat Telkomsel," tegas politisi Golkar ini.

Nusron megatakan, Telkomsel tahun 2021 hanya membangun 1000 BTS, tapi IOH membangun dan memanfaatkan jaringan 6000 BTS yang semua sudah ada dalam coverage Telkomsel.

"Tahun ini saja; IOH bakal collab 1500 menara BTS Mitratel. Kita tahu BTS Mitratel pasti selama ini menservice Telkomsel," ujarnya.

Baca juga: Soal Pengelolaan Dana Pensiun BUMN, Erick Thohir: Saya Takut di Kemudian Hari Jadi Bom Waktu...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com