BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Generali

Terapkan Gaya Hidup Frugal Living Antistres dengan Langkah Berikut

Kompas.com - 14/02/2023, 10:11 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Demi meraih tujuan finansial yang stabil di masa depan, banyak orang menerapkan frugal living sejak muda. Sebagai informasi, frugal living adalah gaya hidup hemat yang mengedepankan efisiensi pengeluaran dan berfokus menyisihkan uang untuk ditabung.

Selain meraih tujuan finansial, frugal living diterapkan sebagai bagian dari gaya hidup minimalis untuk melestarikan alam. Walaupun mengorbankan sedikit kesenangan, gaya hidup ini patut dicoba karena mendatangkan manfaat yang besar di kemudian hari.

Meskipun punya tujuan baik, frugal living bisa terasa berat dilakukan bagi sebagian orang, apalagi jika diterapkan dengan cara yang terlalu ekstrem. Padahal, gaya hidup ini mengutamakan kesederhanaan dan mudah untuk dijalani jika dilakukan dengan cara menyenangkan. Berikut adalah cara sederhana untuk memulai frugal living.

1. Bijak dalam berbelanja

Bijak dalam berbelanja perlu diterapkan agar pengeluaran bisa ditekan. Sebelum belanja, catat seluruh kebutuhan yang harus dibeli. Usahakan tidak membeli barang di luar catatan tersebut.

Lakukan pula riset secara mendalam sebelum membeli barang. Pertimbangkan perbandingan harga dan kualitas dengan penawaran yang terbaik. Hindari sikap impulsif agar tidak membeli barang yang tidak perlu.

2. Seleksi dan jual barang layak pakai secara preloved

Menerapkan frugal living juga berarti mengaplikasikan gaya hidup minimalis. Oleh karena itu, Anda bisa menyeleksi barang yang sudah tidak atau jarang digunakan, tapi masih berfungsi, untuk dijual di sejumlah platform, seperti komunitas online atau e-commerce.

Selain membuat rumah lebih lapang, Anda juga mendapat tambahan penghasilan dari penjualan barang-barang tersebut.

Terapkan pula prinsip tersebut dalam membeli barang. Sebab, harga barang preloved lebih murah ketimbang harga barang baru. Jika jeli memilih, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah dan kualitas hampir sama dengan barang baru.

Selain baik untuk kocek, menjual dan membeli barang preloved juga termasuk salah satu upaya menjaga lingkungan, lho.

Baca juga: Terapkan Frugal Living dari Sekarang, Cocok bagi Anak Muda!

3. Jangan sepelekan uang receh

Saat melakukan transaksi secara tunai, kasir kerap memberikan kembalian berupa uang receh. Karena ukurannya yang kecil, uang receh kerap disepelekan. Padahal, jika dikumpulkan, recehan bisa menyelamatkan kondisi finansial Anda pada saat-saat genting.

Oleh karena itu, mulailah mengumpulkan uang receh dalam celengan. Jika memungkinkan, letakkan celengan di tempat yang mudah terlihat agar bisa diisi oleh seluruh anggota keluarga di rumah. Biasakan juga untuk tidak membuka celengan sebelum terisi penuh.

4. Buat strategi menabung dengan challenge

Bagi sebagian orang, memulai membiasakan diri untuk menabung bisa terasa berat. Terlebih, jika uang yang ingin ditabung langsung disisihkan dengan nominal yang besar. Agar lebih mudah, cobalah menabung dengan cara menyenangkan.

Sebagai contoh, Anda bisa berstrategi menabung dengan challenge kalender. Pada dasarnya, konsep menabung ini adalah menyisihkan uang setiap hari dengan nominal yang sama pada tanggal dan hari tertentu. Sebut saja, pada tanggal 1, Anda harus menabung sebesar Rp 1.000, dan seterusnya.

Apabila ingin konsep yang lebih seru, Anda bisa menabung dengan celengan target. Celengan ini dilengkapi dengan panduan menabung dengan nominal tertentu untuk mencapai target yang diinginkan. Konsep menabung ini lebih fleksibel karena Anda tak mesti melakukannya setiap hari.

5. Merinci rencana keuangan

Kunci utama dalam menerapkan frugal living adalah membuat perencanaan keuangan yang matang. Sebab, perencanaan keuangan dapat menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghemat pengeluaran.

Pengaturan rencana keuangan bisa dimulai dengan mencatat atau merinci seluruh pemasukan dan pengeluaran dalam sebulan. Kemudian, buat daftar kebutuhan serta tagihan yang harus dibayarkan setiap bulan. Lalu, kurangi total pemasukan dengan seluruh kebutuhan.

Sisa uang pemasukan yang sudah dikurangi bujet kebutuhan dan tagihan bisa Anda sisihkan untuk dana darurat, tabungan, serta investasi. Hal ini harus dilakukan guna mencegah ketidakstabilan finansial akibat hal-hal yang bersifat darurat.

Untuk menambah keamanan finansial, Anda juga harus menyisihkan uang untuk membeli produk proteksi diri dan keluarga, seperti asuransi jiwa. Pasalnya, asuransi jiwa dapat menghindarkan keluarga dari ketidakstabilan kondisi finansial akibat hal-hal yang tidak diinginkan, seperti meninggal dunia.

Salah satu asuransi jiwa yang bisa Anda gunakan untuk mengantisipasi situasi tersebut adalah Alive. Asuransi jiwa online milik Generali ini memiliki keuntungan karena memberikan perlindungan jiwa dan menjamin 110 persen premi yang dibayarkan bisa kembali pada akhir masa pertanggungan jika pemegang polis asuransi sehat*. *Syarat dan ketentuan berlaku sesuai dalam ketentuan dalam polis. Pelajari di alive.generali.co.id/produk.

Cara pembuatannya pun mudah karena prosesnya berlangsung secara online dan tanpa cek medis.

Selain itu, asuransi jiwa online Alive dari generali juga memiliki premi yang terjangkau, yakni mulai dari Rp 5.000 per hari*. Pemegang polis asuransi pun memiliki opsi pembayaran mulai dari 4 hingga 10 tahun*.

Rentang usia pemegang polis pada asuransi jiwa tersebut adalah 18 hingga 90 tahun. Sementara itu, rentang usia tertanggung mulai dari 18 hingga 60 tahun. Uang pertanggungan minimum adalah Rp 50 juta dan maksimum Rp 100 juta.

Informasi lebih lengkap mengenai Alive dari Generali bisa diakses melalui tautan ini.

Baca juga: Ini 4 Tanda Merdeka secara Finansial, Apakah Kamu Salah Satunya?

Itulah lima tip menjalani frugal living yang menyenangkan dan antistres. Hal terpenting, selalu pantau pengeluaran dan lakukan cara berhemat yang mengasyikkan.

Jangan lupa, lengkapi juga frugal living dengan membeli produk asuransi jiwa agar terhindar dari gangguan finansial akibat hal-hal darurat di kemudian hari.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com